Karung SPHP Dipakai Mafia Beras Oplosan, Segini Harganya di Online

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
Senin, 28/07/2025 12:15 WIB
Foto: Karung beras SPHP dan karung beras bulog dijual di ecommerce. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Penjualan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kembali menuai polemik, di mana kini banyak dijual bebas karung beras SPHP di beberapa platform seperti Tokopedia dan Shopee. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, terdapat beberapa penjual di Tokopedia dan Shopee yang menjual karung plastik beras SPHP laminasi ukuran 5 kilogram.

Terbanyak ditemukan di Shopee, yakni sekitar 15 toko online, di mana karung plastik beras SPHP dijual dari satuan atau per paket. Untuk satuan lebih murah dan paling murah ditemukan seharga Rp 1.100.

Begitu juga di Tokopedia, dijual karung plastik beras SPHP per satuan atau paket. Harga termurah yakni sebesar Rp 67.925. Namun berdasarkan pantauan, yang menjual karung beras SPHP cukup sedikit yakni sekitar 3 toko.


Temuan karung plastik beras SPHP di Tokopedia dan Shopee membuat Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani turun tangan. Rizal mengungkap modus baru dalam kasus peredaran beras oplosan bermerek SPHP. Dia menegaskan, beras yang dioplos bukan berasal dari gudang Bulog, melainkan dari luar, dan hanya menggunakan karung SPHP bekas untuk mengelabui konsumen.

"Jadi beras itu bukan beras SPHP yang dioplos. Temuan ini dari Dirkrimsus Polda Riau pada tanggal 24 Juli yang lalu," ujar Rizal kepada wartawan, dikutip Senin (28/7/2025).

Foto: Karung beras SPHP dan karung beras bulog dijual di ecommerce. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)
Karung beras SPHP dan karung beras bulog dijual di ecommerce. (CNBC Indonesia/Tias Budiarto)

Rizal menjelaskan, pelaku membeli kantong kosong bekas beras SPHP, lalu mengisinya dengan beras kualitas rendah.

"Oknum ini membeli kantong beras SPHP bekas. Kantong beras SPHP bekas itu dibeli kosong, terus kemudian dia beli beras, beras yang harganya Rp 8.000 (per kg) di Kabupaten Pelalawan. Kemudian dengan beras yang Rp 8.000 itu ditambah lagi beras reject (rusak), yang pecahan-pecahan itu. Dimasukkan ke dalam kantong beras packing SPHP. Kemudian baru dijahit sama yang bersangkutan atau oknum ini. Kemudian dipasarkan di pasar dengan harga Rp 13.000," bebernya.

Dari hasil pemeriksaan, lanjut dia, pelaku mengaku beras itu bukan milik Bulog.

"Jadi bukan beras Bulog yang dijadikan oplosan, tapi kantongnya yang dipakai untuk jualan SPHP itu," tegasnya.

Untuk mencegah kejadian serupa, Rizal mengatakan Bulog memperketat pengawasan dengan menurunkan tim Satuan Pengawasan Internal (SPI) ke seluruh daerah.

"Langkah kita ketat. Contoh sekarang, kami sedang turunkan tim SPI ke daerah, seluruh daerah untuk mengontrol ini. Kami juga berkoordinasi dengan Satgas Pangan, dengan ketat, termasuk juga teman-teman para Babinsa dan Babinkamtibmas yang ada di wilayah," jelas dia.

Bulog juga menggandeng berbagai pihak untuk pengawasan, termasuk Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

"Kalau ada yang nakal kasih tau, laporin ke Satgas Pangan biar ada tindakan," imbuhnya.

Lebih lanjut, Rizal mengaku sudah memberi perintah untuk menindak pelaku penjualan karung SPHP ilegal.

"Contoh tadi saya sudah lihat, di Tokopedia aja ada yang jual karung SPHP itu. Nah kan bahaya itu. Makanya saya perintahkan Direktur Pengadaan hari ini untuk bertindak. Jangan sampai ada jual-jual karung yang ilegal," kata dia.

Sebagai langkah antisipasi lanjutan, Rizal menyebut akan ada penambahan ciri khusus pada beras SPHP. Seperti menambahkan hologram, dan/atau menempelkan semacam ID khusus di dalam karung beras.

"Dari Direktur Pengadaan akan menambahkan hologram atau ID khusus atau semacam kalau dulu ada semacam kertas yang ditempel di dalam itu. Sehingga nanti para pembeli beras SPHP itu yakin 'oh ini beras betul asli berasnya Bulog'. Kalau nggak ada tanda gini berarti bukan beras Bulog nih," ujarnya.

Adapun kasus ini mencuat usai Polda Riau mengungkap praktik pengoplosan beras oleh seorang distributor berinisial R (34) di Jalan Sail, Kecamatan Rejosari, Pekanbaru. Polisi menyita barang bukti berupa beras oplosan yang dikemas menggunakan karung SPHP milik Bulog.


(chd/wur)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Demi Stabilkan Harga, Beras Murah Mulai Disalurkan