Harga Beras Turun-Stok Tipis, Begini Penjelasan Bos Ritel Modern

Damiana, CNBC Indonesia
25 July 2025 14:50
Beras premium di beberapa minimarket tampak langka di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jumat (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Foto: Beras premium di beberapa minimarket tampak langka di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Jumat (25/7/2025). (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga beras premium hari ini, Jumat (25/7/2025) dijual turun Rp1.000 dari ketentuan harga eceran tertinggi (HET). Meski, penurunan harga tidak terjadi di semua gerai maupun merek beras.

Pantauan CNBC Indonesia di sejumlah gerai ritel modern di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan hari ini, harga beras sejumlah merek untuk kemasan 5 kg kini dibanderol Rp73.500 per kg. Lebih rendah Rp1.000 dari HET yang dibanderol Rp74.500 per kg.

Padahal, hingga saat ini, pemerintah belum mengeluarkan aturan baru soal HET beras. Yang berlaku masih mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional No 5/2024.

Lalu apa pemicu harga beras premium dijual turun Rp1.000 di ritel modern?

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin menjelaskan, pihaknya memang telah menerima surat dari produsen beras agar menurunkan harga. Yang tadinya Rp74.500 per kemasan 5 kg atau sesuai HET Rp14.900 per kg beras premium, dipotong harga jadi Rp73.500 per kg. Permintaan itu diajukan untuk sampai Juli 2025.

"Lalu kemudian ada pengumuman dari Polri mengenai beberapa merek yang sedang diselidiki agar diturunkan harganya. Jadi ini memang harga jual diturunkan, sementara ya," katanya kepada CNBC Indonesia, Jumat (25/7/2025).

"Ini penurunan harga sementara. Sampai kita menunggu instruksi atau perintah dari pemerintah lebih lanjut," tambahnya.

Seperti diketahui, Satgas Pangan Polri saat ini tengah menindaklanjuti hasil penyelidikan terkait dugaan praktik curang beras diklaim beras premium namun tak sesuai aturan berlaku. Polri telah menaikkan status jadi penyidikan, di mana penggeledahan dan pengumpulan barang bukti sedang dilakukan terus.

Satgas Pangan Polri mengonfirmasi laporan Kementan yang menyebut ada 212 merek beras tak sesuai aturan. Mulai dari pencampuran beras premium tak sesuai aturan komposisi hingga tidak sesuai takaran. Beras-beras tersebut diklaim premium tapi tak sesuai klaim pada label kemasan.

Satgas Pangan Polri telah menyita 201 ton beras berbagai merek, kemasan 5kg dan 2,5 kg, sebagai barang bukti. Dan, sambil proses berlanjut, Polri meminta pemilik merek-merek beras diduga curang atau tak sesuai klaim label agar menurunkan harga jualnya. Hal ini sebagai kompensasi karena beras-beras tersebut tidak akan ditarik dari peredaran.

Stok Beras Menipis?

Sementara itu, di lokasi yang sama, dari pantauan CNBC Indonesia juga terungkap, stok beras di sejumlah toko ritel modern mulai menipis. Bahkan, tampak rak yang biasa untuk menaruh beras, kini kosong.

Solihin menjelaskan, kondisi itu bukan terjadi baru-baru ini saja. Dan, bukan terjadi karena Bareskrim Polri baru saja mengumumkan merek-merek beras diduga curang pada label kemasan.

Menurutnya, memang setiap mengajukan order, pihaknya mendapat realisasi yang lebih rendah.

"Memang sudah sejak lama, lebih 2 bulan, kalau kami order, service levelnya tidak pernah 100%. Rata-rata hanya 60%. Tapi ini macam-macam ya produknya. Misal, kalau kami order 100 yang datang cuma 50," jelasanya.

Solihin menegaskan, peritel tidak sedang menunda mengisi stok atau menambah stok di toko-toko. Tapi memang barang yang dibeli juga tak memenuhi 100% order peritel.

"Nggak (menunda restocking). Kita pasti nggak mau barang itu lama-lama di gudang, pasti didistribusikan langsung ke toko-toko ya," ucapnya.

"Di DC (distribution center/ DC) tentu ada stok, rata-rata minimum untuk 14 hari. Jadi bukan penumpukan. Kita pegang stok untuk didistribusikan ke gerai-gerai, untuk 14 hari. Supaya toko tidak kekurangan stok," kata Solihin.

Dia menambahkan, sampai saat ini, juga tidak ada perintah penarikan beras dari gerai-gerai ritel modern terkait penyidikan yang sedang dilakukan Kepolisian.

Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)Foto: Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
Stok beras premium di beberapa gerai ritel modern di kawasan Jakarta Selatan tampak kosong setelah adanya penindakan kasus beras oplosan baru-baru ini. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)

Harga Beras Hari Ini

Sementara itu, mengacu Panel Harga Badan Pangan, harga beras premium dan medium hari ini terpantau turun, namun beras SPHP justru naik. Meski begitu, harga beras semua jenis masih di atas HET berlaku.

Harga beras premium hari ini turun Rp32 ke Rp16.116 per kg dari sehari sebelumnya. Harga ini 8,16% lebih mahal dari HET yang dipatok Rp14.900 per kg di Zona 1, Rp.15.400 per kg di Zona 2, Rp15.800 per kg di Zona 3, dan Rp14.900 per kg untuk nasional.

Sementara, beras medium hari ini turun Rp52 ke Rp14.352 per kg dari sehari sebelumnya. Harga ini 14,86% di atas HET yang dipatok Rp12.500 per kg di Zona 1, Rp13.100 per kg di Zona 2, Rp13.500 per kg di Zona 3, dan secara nasional Rp12.500 per kg.

Sedangkan, harga beras SPHP hari ini naik Rp9 ke Rp12.582 per kg dibanding sehari sebelumnya. Harga ini 0,66% di atas HET yang dipatok Rp12.500 di Zona 1, Rp13.100 di Zona 2, Rp13.500 di Zona 3, dan Rp12.500 untuk nasional.

Harga tersebut adalah rata-rata harian nasional di tingkat eceran. Data dikutip pukul 13.54 WIB.

Harga Rata-Rata Beras Komoditas Konsumen Hari ini 25 Juli 2025 di wilayah Nasional. (Dok. panelharga.badanpangan)Foto: Harga Rata-Rata Beras Komoditas Konsumen Hari ini 25 Juli 2025 di wilayah Nasional. (Dok. panelharga.badanpangan)
Harga Rata-Rata Beras Komoditas Konsumen Hari ini 25 Juli 2025 di wilayah Nasional. (Dok. panelharga.badanpangan)


(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video:Harga Beras Dunia Jatuh, Wamentan: Efek Indonesia Tak Impor Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular