Putin Marah Besar! Jatuhkan Sanksi ke Raksasa Mobil Jerman Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Rusia baru-baru ini mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap Daimler Truck, produsen truk terbesar di dunia yang juga merupakan pemasok utama militer Jerman. Keputusan ini, yang diresmikan melalui dekret pemerintah, melarang individu dan entitas Rusia untuk melakukan bisnis dengan perusahaan tersebut, termasuk memenuhi kontrak yang sudah ada atau melakukan transaksi keuangan yang menguntungkan Daimler Truck.
Mengutip Russia Today, Rabu (2/7/2025), langkah ini diambil sebagai respons terhadap serangkaian pembatasan yang diberlakukan oleh negara-negara Barat terhadap Rusia menyusul konflik di Ukraina. Daimler Truck menjadi entitas ke-33 yang ditambahkan ke daftar sanksi Rusia sejak Mei 2022, menandakan peningkatan tensi dalam perang ekonomi antara Rusia dan Barat.
Latar belakang masalah ini berakar pada kemitraan strategis yang telah lama terjalin antara Daimler Truck dan raksasa kendaraan Rusia, KamAZ. Sejak tahun 2008, Daimler Truck memiliki 15% saham di KamAZ dan turut memiliki perusahaan patungan. Kemitraan ini menunjukkan hubungan ekonomi yang signifikan antara kedua negara di sektor otomotif.
Namun, eskalasi konflik di Ukraina pada Maret 2022 mengubah dinamika ini secara drastis. Daimler Truck segera menangguhkan operasionalnya di Rusia dan pada akhirnya melepaskan diri dari operasi lokalnya. Ini adalah bagian dari gelombang penarikan diri perusahaan-perusahaan Barat dari pasar Rusia.
"Daimler telah menjual sahamnya dan tidak lagi berpartisipasi dalam aktivitas perusahaan sejak awal tahun 2022," kata CEO KamAZ, Sergey Kogogin.
Kekosongan yang ditinggalkan oleh produsen Jerman di pasar Rusia sebagian besar telah diisi oleh produsen mobil China . Ini menunjukkan pergeseran signifikan dalam lanskap pasokan dan kemitraan di sektor otomotif Rusia, dengan Beijing mengambil peran yang semakin dominan.
Moskow secara konsisten mengecam sanksi Barat, menyebutnya sebagai tindakan yang melanggar hukum dan tidak efektif dalam mengisolasi ekonomi Rusia. Pandangan ini mencerminkan sikap teguh Kremlin terhadap tekanan internasional.
Penjatuhan sanksi ini juga bertepatan dengan sikap yang semakin keras dari Kanselir Jerman Friedrich Merz terhadap Rusia. Merz menganjurkan peningkatan dukungan militer untuk Ukraina dan penggunaan rudal jarak jauh tanpa batas oleh Kyiv.
Kremlin memandang sikap Merz sebagai eskalasi ketegangan yang berbahaya. Sanksi terhadap Daimler Truck dapat dilihat sebagai respons langsung terhadap kebijakan Jerman yang semakin agresif dalam konflik Ukraina.
(tps/tps)