Butuh Rp 1.100 Triliun untuk Proyek Listrik Baru, RI Butuh 'Teman'

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri MPR Eddy Soeparno mengatakan Indonesia bahwa butuh investasi senilai Rp1.100 triliun untuk membangun energi baru dan terbarukan (EBT).
"Berdasarkan perhitungan kita saat ini, dari sekarang hingga 2060, total investasi yang dibutuhkan termasuk peningkatan kapasitas energi terbarukan serta pembangunan jaringan transmisi mencapai Rp1.100 triliun Ini setara dengan sekitar US$30 miliar per tahun," ungkap Eddy dalam acara CNBC Indonesia Road to Outlook - Energy Edition with ExxonMobil dengan tema "Energy Demand and Supply Outlook Through 2050" di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Eddy juga memaparkan roadmap dalam meningkatkan bauran energi. Adapun rencana tersebut, pada 2035 Indonesia akan mencapai bauran 50%, dengan proporsi yang seimbang antara bahan bakar fosil dan energi terbarukan.
Kemudian pada 2050, Indonesia diprediksi masih akan memiliki 75% energi dari bahan bakar fosil. Dari angka tersebut, sekitar 70% akan berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara dengan teknologi CCS (Carbon Capture and Storage).
Dengan proyek besar dalam mencapai net zero energy dengan nilai investasi yang jumbo, Eddy mengatakan bahwa Indonesia tidak bisa melakukan sendiri dan haris bekerja sama dengan pihak lain.
"Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dengan sebanyak mungkin mitra di pasar untuk mendapatkan investasi yang tepat dan mencapai kondisi di mana kita dapat mendekati net-zero dalam hal energi," ungkap Eddy.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Ada Investasi Baru, Dunia Bakal Kekurangan Pasokan Migas
