Internasional

Perang Saudara Tetangga RI, Pemberontak Menggila-Militer Babak Belur

luc, CNBC Indonesia
Kamis, 19/12/2024 15:45 WIB
Foto: Seorang tentara Thailand berlindung di dekat Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar ke-2 selama pertempuran di sisi Myanmar antara Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) dan pasukan Myanmar, yang berlanjut di dekat perbatasan Thailand-Myanmar, di Mae Sot, Provinsi Tak, Thailand, 20 April 2024. (REUTERS/Soe Zeya Tun)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok pemberontak etnis Karen National Union (KNU) telah berhasil merebut kembali markas bersejarah mereka di Manerplaw, dekat perbatasan Thailand, hampir tiga dekade setelah direbut oleh militer Myanmar.

Dalam pernyataannya, juru bicara KNU, Padoh Saw Taw Nee, mengumumkan bahwa pasukan mereka merebut desa tersebut pada Senin malam setelah pertempuran selama beberapa hari.

"Markas legendaris kami di Manerplaw telah mencapai ulang tahunnya yang ke-30, dan kami menganggap ini sebagai hadiah Natal yang selaras dengan musim perayaan ini," ujar Padoh Saw Taw Nee, dilansir Narinjara News, sebagaimana dikutip The Diplomat, Kamis (19/12/2024).


Ia menambahkan bahwa seluruh wilayah Manerplaw kini telah bebas dari kendali junta.

"Ini telah dikonfirmasi, dan membawa kebahagiaan luar biasa bagi kami."

Manerplaw: Simbol Perlawanan Karen

Manerplaw, yang terletak di perbatasan Kayin (Karen) State dan Thailand, didirikan pada 1975 sebagai ibu kota yang diusulkan untuk "Kawthoolei," negara independen Karen yang diperjuangkan KNU sejak 1948.

Namun, perpecahan internal pada 1994 antara faksi Kristen dan Buddha memberikan celah bagi militer Myanmar untuk merebut desa tersebut pada Januari 1995, dengan bantuan faksi pecahan Democratic Karen Buddhist Army (DKBA). Kejatuhan Manerplaw saat itu memaksa ribuan warga sipil melarikan diri ke Thailand, memperbesar jumlah pengungsi di kamp-kamp sepanjang perbatasan.

Menurut laporan Narinjara News, serangan oleh sayap bersenjata KNU, Karen National Liberation Army (KNLA), menyebabkan korban besar di pihak pasukan junta yang ditempatkan di kamp tersebut. Mereka juga merebut persenjataan dan amunisi dalam jumlah besar, termasuk artileri kaliber 120mm dan 81mm.

Sejak kudeta militer Myanmar pada Februari 2021, KNU menjadi salah satu kelompok yang paling vokal menentang junta. Dalam beberapa tahun terakhir, KNLA berulang kali bentrok dengan militer Myanmar, termasuk serangan besar-besaran di Myawaddy, kota perdagangan penting di perbatasan Thailand.

Pada April 2024, mereka berhasil merebut pangkalan militer utama di luar kota tersebut sebelum pasukan pro-junta dari Karen Border Guard Force (KBGF) berhasil menahan serangan lebih lanjut.

Manerplaw juga pernah menjadi basis berbagai kelompok oposisi militer, termasuk All Burma Students' Democratic Front (ABSDF), yang terdiri dari ratusan pelajar yang melarikan diri setelah protes pro-demokrasi pada 1988 dibubarkan secara brutal.

Kemenangan KNU di Manerplaw melengkapi serangkaian keberhasilan perlawanan di Myanmar sepanjang 2024, termasuk kemajuan signifikan oleh kelompok bersenjata etnis dan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) di negara bagian Rakhine dan Shan Utara.

Meskipun dampak militer langsung dari kemenangan ini belum sepenuhnya jelas, simbolisme dari perebutan kembali Manerplaw sangat kuat bagi KNU/KNLA.


(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Garuda Muda Putri Juara Ke-3 di Piala AFF U-19 Putri 2025