Pemerintah Tak Khawatir RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Ini Alasannya!

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 03/10/2024 16:05 WIB
Foto: Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso memberikan sambutan dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (29/2/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia mencatatkan deflasi selama lima bulan beruntun sejak Mei 2024 dengan rilis data BPS yang mencatat adanya Deflasi pada September 2024 sebesar 0,12% (mtm) atau mencapai 1,84% secara tahunan (yoy).

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengatakan deflasi yang terjadi selama 5 bulan ini masih sesuai dengan target pemerintah.

"Yang paling penting saat kita melihat inflasi IHK ini ada tiga komponen di sana ada komponen dari core inflationnya sendiri, ada volatile food dan ada administrationnya. Kemudian, kita lihat penurunan beberapa bulan ini terjadi di volatile food," ungkap Susiwijono, kepada CNBC Indonesia TV, dikutip Kamis (3/10/2024).


Artinya deflasi yang terjadi akibat penurunan harga pangan bergejolak yang menjadi indikasi keberhasilan pemerintah dalam menekan harga pangan yang sudah mengalami kenaikan tinggi.

"Ini mengindikasikan bahwa volatile food ini betul-betul pemerintah berhasil mengendalikan," ujar Susiwijono.

Dia pun merunut ke belakang, kenaikan harga pangan bergejolak pernah mencapai level tinggi, yakni mulai dari pertengahan tahun lalu hingga Maret 2024. Bahkan, Susiwijono mengatakan kenaikan volatile food pada Maret lalu mencapai dua digit, yaitu sekitar 10%.

Lalu, pemerintah melalui Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) menargetkan inflasi turun hingga 5%. Upaya itu berhasil, inflasi volatile food mencapai 1,34% pada September 2024.

"Sehingga kalau kita lihat dari tiga komponen tadi, penurunan tertinggi ada di komponen pangan dan itu sesuai target kita," paparnya.

Sementara itu, dari sisi inflasi inti masih terjadi inflasi 0,16% ditopang harga kopi dan biaya pendidikan. Oleh karena itu kondisi deflasi ini tidak perlu dikhawatirkan karena terjadi imbas penurunan harga volatile food.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Indonesia Diramal Kembali Deflasi di Mei 2025