RI Deflasi Pertama Kali Sejak Agustus 2023, BI Buka Suara!

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
04 June 2024 09:10
FILE PHOTO - The logo of Indonesia's central bank, Bank Indonesia, is seen on a window in the bank's lobby in Jakarta, Indonesia September 22, 2016.  REUTERS/Iqro Rinaldi/File Photo
Foto: REUTERS/Iqro Rinaldi

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Konsumen (IHK) berhasil mengalami deflasi atau penurunan harga kebutuhan pokok. Deflasi bulanan sebesar 0,03% ini terjadi pada Mei 2024 lalu dan merupakan yang pertama sejak Agustus 2023.

Bank Indonesia menilai Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, inflasi IHK Mei 2024 tercatat deflasi sebesar 0,03% (mtm), sehingga secara tahunan menurun menjadi 2,84% (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 3,00% (yoy).

Inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025," kata Asisten Gubernur - Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, Selasa (4/6/2024).

Adapun, inflasi inti pada Mei 2024 tercatat sebesar 0,17% (mtm), lebih rendah dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,29% (mtm). Eriwn mengatakan inflasi inti yang lebih rendah tersebut didorong oleh normalisasi permintaan setelah periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitridi, tengah berlanjutnya peningkatan harga komoditas global.

Realisasi inflasi inti pada Mei 2024 disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, gula pasir, kue kering berminyak, dan biaya sewa rumah. Secara tahunan, inflasi inti Mei 2024 tercatat sebesar 1,93% (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,82% (yoy).

Kelompok volatile food tercatat mencatatkan deflasi. Kelompok volatile food pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,69% (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,31% (mtm). Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas beras, daging ayam ras, dan cabai rawit.

"Penurunan harga komoditas pangan terutama dipengaruhi oleh masih berlangsungnya musim panen, serta menurunnya harga pakan untuk komoditas daging ayam ras. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 8,14% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 9,63% (yoy)," ungkap Erwin.

Ke depan, BI yakin inflasi volatile food diprakirakan cenderung menurun didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.

Sementara itu, kelompok administered prices pada Mei 2024 mengalami deflasi sebesar 0,13% (mtm), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 0,62% (mtm). Deflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh deflasi tarif angkutan antarkota, tarif angkutan udara, dan tarif kereta api sejalan dengan normalisasi tarif setelah periode HBKN Idulfitri.

Adapun, menurut BI, penurunan lebih lanjut tertahan oleh inflasi sigaret kretek mesin (SKM) sejalan dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau. Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,52% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,54% (yoy).


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Tak Khawatir RI Deflasi 5 Bulan Beruntun, Ini Alasannya!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular