
Siap-Siap Prabowo Bakal Gencarkan Sumber BBM Baru Pengganti Bensin

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan era Prabowo Subianto akan menggencarkan sumber bahan bakar "baru" pengganti Bahan Bakar Minyak (BBM) bensin.
Ketua Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Burhanuddin Abdullah menyebut, pemerintahan Prabowo mendatang akan menggencarkan pemanfaatan Bahan Bakar Nabati (BBN), yakni bioetanol untuk menggantikan bensin.
Selain menggencarkan bioetanol, pemerintahan era Prabowo Subianto juga akan meningkatkan pencampuran biodiesel hingga 50% atau dikenal dengan B50. Saat ini Indonesia sudah memberlakukan pencampuran biodiesel 35% (B35) pada BBM Solar atau diesel, dan pada 1 Januari 2025 ditargetkan akan menjalankan program mandatori B40.
Bila ini semua dilakukan, maka menurutnya negara akan menghemat devisa hingga US$ 20 miliar atau sekitar Rp 303,4 triliun (asumsi kurs Rp 15.173 per US$).
"Selain itu di usaha-usaha untuk ubah molase jadi etanol sebagai campuran dari Pertamax atau Pertamax Plus ini sedang kita jajaki, pelajari lakukan supaya bisa dilakukan dan itu kalau bisa dengan biodiesel kita at least US$ 20 billion kita bisa save untuk tidak impor," beber Burhanuddin dalam acara UOB Indonesia Economic Outlook 2025, dikutip Kamis (25/9/2024).
Menurutnya, program mandatori B35 yang sudah dijalankan saat ini sangat positif, sehingga ditargetkan masih berlanjut ke depannya, bahkan ditingkatkan hingga B50.
"Dan itu sudah sampai di B35 yang konon kabarnya sudah sangat bagus. pemerintah mendatang itu agak insist untuk bisa di B50. Saya nggak tahu apakah nanti kecukupan dari CPO nya itu sendiri," jelasnya.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan pemerintah masih berdiskusi mengenai program mandatori campuran bioetanol untuk bensin, apakah dimulai dari 2,5% terlebih dahulu atau 5%.
Adapun yang berjalan selama ini belum berupa mandatori nasional, melainkan hanya inisiatif PT Pertamina (Persero). Seperti diketahui, Pertamina resmi meluncurkan produk Pertamax Green 95, yang merupakan campuran BBM Pertamax (RON 92) dengan bioetanol berbasis molase tebu, sejak 24 Juli 2023 lalu. Campuran bioetanol pada bensin sebesar 5% (E5) di sejumlah SPBU di Jakarta dan Surabaya.
"Nah ini akan kita akselerasi, sedang dibahas ya, apakah goes to bioetanol 5% atau E5 (Etanol 5%) dulu, atau goes to bioetanol 2,5% dulu, mungkin Pertamina sedang diskusi untuk hal ini, karena resource kita yang menyediakan bioetanol itu tidak banyak," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Eniya Listiani Dewi dalam acara Green Economy Expo: Advancing Technology, Innovation and Circularity, dikutip Senin (8/7/2024).
Eniya membeberkan, dari 13 industri bioetanol yang ada saat ini, setidaknya hanya 2 industri yang baru memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grade.
"Nah ini kita ingin akselerasi industri juga, dari 13 industri bioetanol yang ada, hanya dua yang memenuhi kriteria untuk bisa masuk sebagai fuel grade yang lain adalah food grade," kata dia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Naik Tipis, Harga Bensin Tebu di Juni Dipatok Rp 14.622 per Liter
