Bukan 200%, Zulhas Bocorkan Keramik Impor China Bakal Kena BMAD Segini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
06 August 2024 15:57
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor melakukan ekspose barang impor ilegal di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat hari ini, Selasa (6/8/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Foto: Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bersama Satgas Pengawasan Barang Tertentu yang Diberlakukan Tata Niaga Impor melakukan ekspose barang impor ilegal di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat hari ini, Selasa (6/8/2024). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, bea masuk tambahan berupa Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yang akan dikenakan atas keramik impor asal China adalah sebesar 45%-50%. Artinya jauh di bawah rekomendasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) yang sebelumnya dikabarkan mencapai 200%.

"Komite anti dumping (KADI) sudah menyampaikan ke saya (hasil penyelidikannya), dan lagi saya pelajari. Tapi benar-benar besok sudah selesai dan akan saya kirimkan hasilnya ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Ada bea masuk anti dumping rata-rata itu 45%-50% dikenakan," kata pria yang akrab disapa Zulhas dalam Konferensi Pers dan Pemusnahan Pakaian Bekas di Penimbunan Pabean Bea dan Cukai Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (6/8/2024).

Sementara itu, Zulhas menyebut Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) sudah lebih dulu menyelesaikan penyelidikan terkait impor keramik. Hasil dari penyelidikan tersebut, telah diberlakukan Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) atau safeguard sebesar 13%.

"Ada yang namanya Bea Masuk Tindakan Pengamanan (BMTP) yang sudah duluan. BMTP yang sudah disurati dan sudah berlaku dari Menteri Keuangan itu 13%," ujarnya.

Setidaknya ada tujuh komoditas yang tengah dilakukan penyelidikan impor oleh pemerintah saat ini, diantaranya tekstil dan produk tekstil (TPT), pakaian jadi, keramik, perangkat elektronik, kosmetik, barang tekstil jadi, dan alas kaki.

"Tapi yang sudah selesai kemarin itu keramik, yang lain masih dihitung," kata Zulhas.

Desakan Pengusaha Keramik Nasional

Seperti diketahui, pelaku industri keramik nasional sebelumnya mendesak Menteri Keuangan (Menkeu) segera menerbitkan Peraturan Menteri keuangan (PMK) untuk BMAD atas keramik impor asal China. Ketua Umum Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan, PMK itu mendesak diterbitkan segera untuk menghindari praktik aji mumpung oleh importir.

"Asaki telah menerima dan menyambut positif surat dari Komisi Anti Dumping Indonesia (KADI) berisi Penyampaian Laporan Akhir Penyelidikan Antidumping Pengenaan bea Masuk Anti Dumping (BMAD) terhadap Impor Produk Ubin Keramik asal China, tertanggal 2 Juli 2024. Yang mana setelah melakukan serangkaian proses penyelidikan dan verifikasi lapangan ke China, telah terbukti benar ada tindakan dumping, seperti yang dilaporkan Asaki 1,5 tahun lalu," katanya kepada CNBC Indonesia, Rabu (3/7/2024).

"Asaki menilai besaran BMAD mulai dari 100,12% sampai 155% untuk kelompok berkepentingan yang kooperatif dan 199% untuk mereka yang tidak kooperatif dalam penyelidikan, telah mencerminkan keadilan dan keberpihakan pemerintah terhadap keberlanjutan industri keramik nasional yang babak belur dihantam impor," lanjut Edy.

Sebagai catatan, BMAD dan BMTP diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2011 tentang Tindakan Anti Dumping, Tindakan Imbalan dan Tindakan Pengamanan Perdagangan. Dalam mengenakan kedua instrumen itu ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya, industri dalam negeri mengalami kerugian atau ancaman kerugian.

Adapun negara yang pernah Indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMTP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazakhstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hong Kong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bukan Cuma dari China, Keramik Impor Negara Ini Ancaman Pasar RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular