Penjelasan Wamenkeu I Soal Defisit APBN Hingga Rasio Utang Membengkak

Jakarta, CNBC Indonesia- Wakil Menteri Keuangan I, Suahasil Nazara dalam Economic Update memastikan peran APBN dalam perekonomian nasional di tengah gejolak global.

Saat rantai pasok global alami gangguan, nilai tukar alami volatilitas hingga pelemahan daya beli, APBN berperan sebagai 'bumper' untuk menjaga perekonomian dan pembiayaan APBN dilakukan secara hati-hati untuk meningkatkan kepercayaan investor ke Indonesia.

Guna menjaga daya beli dan pertumbuhan, APBN akan memastikan penyaluran subsidi dan kompensasi terus berlangsung sehingga defisit 2024 bisa melebar ke 2,7%. Namun demikian, Indonesia memiliki sejumlah potensi pertumbuhan ekonomi baru dan berkelanjutan seperti sektor ekonomi hijau yang dapat menjadi sumber penerimaan di masa depan.

Sementara terkait pengelolaan Utang, Kemenkeu menyebutkan kondisi ini terjadi terkait strategi mendorong pembangunan yang lebih banyak dan lebih cepat. Saat ini rasio utang RI mencapai 39% dari PDB dan dipastikan pengelolaan utang dilakukan dengan hati-hati dan dipastikan digunakan untuk belanja negara yang produktif dan efisien sehingga ke depannya bisa menumbuhkan penerimaan negara.

Seperti apa strategi pengelolaan APBN RI? Bagaimana upaya menjaga pertumbuhan ekonomi RI? Selengkapnya simak dialog Andi Shalini dengan Wakil Menteri Keuangan I, Suahasil Nazara dalam Closing Bell,CNBC Indonesia (Jum'at, 02/08/2024)