
China 'Tembak' AS, Ukraina Menghadap Xi Jinping Laporkan Rusia

Jakarta, CNBC Indonesia - Utusan pemerintah Ukraina kini berada di China. Di hadapan pemerintah Presiden Xi Jinping, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengaku siap bernegosiasi dengan perwakilan Rusia jika Moskow menunjukkan sikap mau mengadakan pembicaraan.
"Dmytro Kuleba menegaskan kembali sikap konsisten Ukraina bahwa pihaknya siap bernegosiasi dengan pihak Rusia pada tahap tertentu, ketika Rusia siap bernegosiasi dengan itikad baik," kata Kementerian Luar Negeri Ukraina. mengatakan dalam sebuah pernyataan seusai pertemuan Rabu, dikutip Kamis (25/7/2024).
Pilihan Redaksi |
"Namun menekankan bahwa saat ini belum ada kesiapan seperti itu di pihak Rusia," tambahnya dikutip AFP.
China sendiri adalah sekutu dekat Rusia dalam bidang politik dan ekonomi. Bahkan para anggota NATO mencap Beijing sebagai pihak yang "menentukan terjadinya perang".
Namun Kuleba pada Rabu mengatakan bahwa mengakhiri pertempuran akan menguntungkan China. Ia pun meyakinkan Tirai Bambu bahwa perdamaian yang adil di Ukraina akan menjadi kepentingan strategis bagi Beijing.
"Peran China sebagai kekuatan global untuk perdamaian adalah penting," katanya saat bertemu dengan timpalannya Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Guangzhou.
"Invasi Rusia menghambat stabilitas internasional, perkembangan hubungan bertetangga yang baik, dan khususnya perkembangan perdagangan antara China dan Eropa," tambahnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga memberi respons soal pertemuan utusannya dengan China itu. Ia mengatakan Tiongkok telah mengirimkan "sinyal yang jelas" bahwa mereka mendukung integritas dan kedaulatan wilayah Ukraina.
"Saya mengharapkan laporan rinci dari Menteri (Kuleba) setelah kembali ke Ukraina," tambahnya.
China sendiri telah menolak klaim bahwa mereka mendukung upaya perang Rusia. Pekan lalu negeri itu bersikeras bahwa posisinya "terbuka dan jujur" dan menuduh Barat memicu konflik melalui pengiriman senjata ke Kyiv.
China pun telah berusaha untuk menggambarkan dirinya sebagai mediator dalam invasi Rusia ke Ukraina. Pemerintah mengirim utusan Li Hui ke Eropa dalam berbagai putaran "diplomasi ulang-alik".
Perlu diketahui China kini memoles citranya sebagai mediator perdamaian global. Maret 2023 lalu, China berhasil memulihkan kembali hubungan Arab Saudi dan Iran, yang terputus enam tahun.
Arab Saudi adalah sekutu Amerika Serikat (AS). Hubungan Beijing dengan Washington saat ini tak begitu harmonis dengan sejumlah masalah mulai geopolitik hingga ekonomi seperti perang dagang.
Kemarin, China juga berhasil menginisiasi perjanjian rekonsiliasi antara dua fraksi yang bertikai lama di Palestina, Hamas dan Fatah untuk Gaza pascaperang. Anggota politbiro Hamas Hossam Badran menggambarkan keterlibatan China sebagai cara untuk melawan pengaruh AS.
"Amerika Serikat bias," katanya 'menembak' AS, merujuk peran China.
"AS menentang konsensus nasional internal Palestina serta bermitra dengan pendudukan (Israel) dalam kejahatannya terhadap rakyat kami," tambahnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Zelensky Nekat 'Semprot' China, Awas Jadi Senjata Makan Tuan
