Siap-Siap 1 September Bakal Ada Produk BBM Baru, Ini Bocorannya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
Rabu, 17/07/2024 12:55 WIB
Foto: BBM Pertamax Green (RON 95) PT Pertamina (Persero) di SPBU Pertamina MT Haryono, Jakarta Selatan, Senin (24/7/2023). (CNBC Indonesia/Firda Dwi Muliawati)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian), Airlangga Hartarto membeberkan bahwa pemerintah sedang mensiasasti penerbitan Bahan Bakar Minyak (BBM) rendah sulfur yang sesuai dengan standar global BBM Euro 4.

Airlangga menyebutkan hal itu akan diterapkan seiring dengan rencana sosialisasi penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran yang akan dilakukan pada 1 September 2024 mendatang. "Kalau (BBM standar) Euro 4 itu harus rendah sulfur, dan tanggalnya bukan tanggal 17 (Agustus)," ungkap Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, dikutip Rabu (17/7/2024).

Adapun Airlangga menyebutkan, pemerintah akan mulai menyosialisasikan penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran pada 1 September 2024 yang mana dia tegaskan bahwa program tersebut bukan berarti pemerintah akan membatasi penyaluran BBM bersubsidi.


"Iya (September), jadi saya minta untuk sosialisasi dulu. Tapi tidak ada pembatasan BBM, sosialisasi agar tepat sasaran," bebernya.

Dia mengatakan hal itu juga menjadi keputusan rapat koordinasi dengan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Sakti Trenggono, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, serta Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, Selasa (16/7/2024) siang.

Saat ini, Airlangga menyebutkan pemerintah juga tengah mempersiapkan skenario-skenario penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran. Hasil rapat koordinasi tersebut pun akan ia sampaikan terlebih dahulu ke Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), sambil menekankan tidak ada pembatasan penyaluran BBM.

"Ya, tentu kita sedang mempersiapkan skenario dan nanti skenarionya dilaporkan dulu ke Pak Presiden. Ini skenario terkait dengan program, tapi tidak ada pembatasan," tutupnya.

Perihal BBM jenis baru, sebelumnya beredar kabar bahwa pemerintah RI berencana untuk merilis BBM baru berjenis solar. BBM itu diklaim lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan produk yang sudah ada saat ini.

Hal itu seperti yang pernah dikatakan oleh Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM, Agus Cahyono Adi. Dia menyebutkan BBM baru itu merupakan BBM yang lebih ramah lingkungan atau memiliki tingkat sulfur yang lebih rendah dibandingkan dengan produk BBM solar yang ada saat ini.

"Kalau rendah sulfur ini akan mulai tapi sebagai pilot, 17 (Agustus) itu adalah semacam kick-off-nya mau mulai di sana. Terus yang disampaikan 17 Agustus pembatasan, tadi Pak Menteri sudah sampaikan ini lagi dibahas di Perpres 191 (tahun 2014) mengenai mana saja yang targetnya siapa saja," ungkapnya saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Selasa (15/7/2024).

Agus menegaskan, bahwa produk BBM jenis baru ini tidak masuk dalam kategori subsidi dari pemerintah. Alasannya, perlu biaya yang tinggi untuk memberikan subsidi pada jenis BBM yang rendah sulfur.

"Mahal banget loh itu, lihat aja yang Dexlite Rp 15.500, solar (Bio Solar) Rp 6.000," jawab Agus saat ditanya apakah jenis BBM yang disubsidi pemerintah akan dialihkan pada jenis BBM yang rendah sulfur.

Di lain sisi, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, bahwa saat ini pemerintah sedang 'memutar otak' untuk bisa mengurangi sumbangan polusi ke udara dari sektor kendaraan.

Caranya dengan membuat jenis BBM baru yang rendah sulfur khususnya pada jenis BBM solar. "Kita kan sekarang ini kan udara kita kan banyak emisi ini gimana caranya supaya ngurangin kita hidup sehat ini alternatifnya pakai BBM rendah sulfur," ungkapnya saat ditanya perihal kemungkinan Indonesia akan merilis jenis BBM baru, ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/7/2024).

Adapun saat ini, kata Menteri Arifin, pihaknya pun sedang mencari bahan pencampur yang bisa mengurangi sulfur konten. Maklum, sekarang sulfur dalam bensin yang ada di Indonesia masih 500 ppm-an. "Kalau standar-nya euro 5 kan harus di bawah 50. Menuju itu kan ongkosnya ada. Tapi kilang kita belum kelar sih di Balikpapan," ungkap dia.


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Industri Genset Terimbas Efisiensi, Pelaku Usaha Berharap Ini