
Simulasi Pengguna BBM Subsidi Sudah Disiapkan, Ini Kriterianya

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) membeberkan bahwa pihaknya telah melakukan simulasi pembatasan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Indonesia khususnya untuk Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite (RON 90).
Anggota BPH Migas, Saleh Abdurrahman menyatakan, pemerintah bersama dengan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) sudah melakukan berbagai jenis simulasi pembatasan BBM Pertalite di dalam negeri. Dimulai dari pembatasan kendaraan yang bisa membeli Pertalite, seperti kendaraan dengan pelat kuning, mobil kapasitas 1.400 CC, hingga motor kapasitas 150 CC.
Simulasi tersebut juga dilakukan dalam berbagai kurun waktu, sehingga perhitungan penghematan negara dari pembatasan BBM tersebut diketahui oleh pihaknya.
"Bersama PSE kita bikin studi-nya detail. Kalau misalnya pelat kuning ini kita tutup semua, atau sebagian pelat hitam tutup semua gitu kan, motor 150 CC ke bawah yang bisa misalnya, mobil 1.400 CC, itu sudah kita simulasi. Sudah juga kita simulasi kalau penerapannya misalnya mulai satu tahun, saving berapa? Mulai tahun kemarin ini, 6 bulan, itu sudah kita sampaikan," beber Saleh dalam kanal Youtube Trijaya, dikutip Rabu (17/7/2024).
Tak hanya itu, simulasi dengan skema tambahan jenis Angkutan Sewa Khusus (ASK) di Indonesia juga telah dicoba. Adapun beragam perhitungan simulasi itu sudah diajukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hingga Kementerian Koordinator yang terkait.
"Jadi kalau kita sebut secara substansial, secara substansi. Hitung-hitungannya, hitung-hitungan teknokratiknya, hitung-hitungan teknisnya itu, itu sudah kita sampaikan. Baik ke Menteri ESDM, Kemenko, dan sebagainya," tandasnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan sosialisasi penerapan konsumsi BBM subsidi tepat sasaran mulai 1 September 2024 ini.
"Iya (September), jadi saya minta untuk sosialisasi dulu. Tapi tidak ada pembatasan BBM, sosialisasi agar tepat sasaran," kata Airlangga saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (16/7/2024).
Program penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran itu akan diiringi dengan penerapan program rendah sulfur sesuai standar Euro 4. "Kalau Euro 4 itu harus rendah sulfur, dan tanggalnya bukan tanggal 17," tegasnya.
Untuk penyaluran BBM bersubsidi tepat sasaran itu ia tekankan masih dipersiapkan skenario-skenarionya. Hasil rapat dengan tiga menteri tadi, pun akan ia sampaikan terlebih dahulu ke Presiden Joko Widodo (Jokowi), sambil menekankan tidak ada pembatasan penyaluran BBM.
"Ya, tentu kita sedang mempersiapkan skenario dan nanti skenarionya dilaporkan dulu ke Pak Presiden. Ini skenario terkait dengan program, tapi tidak ada pembatasan," tutur Airlangga.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemerintah Dorong BBM Tepat Sasaran 1 September, Begini Kriterianya..
