Patok Bea Masuk Keramik 200%, Awas China Ngamuk-RI Bisa Terjengkang

M Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
17 July 2024 06:55
Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)
Foto: Ilustrasi bendera China. (VCG via Getty Images/VCG)

Jakarta, CNBC Indonesia-Institute for Development of Economics And Finance (Indef) menduga penerapan Bea Masuk Anti Dumping hingga 199% akan menimbulkan sejumlah dampak negatif. Ekonom Indef Andry Satrio Nugroho menyebut dampak pertama adalah terjadinya pergeseran impor dari China ke negara lainnya.

"Kami melihat cukup besar diversion nanti ke India dan Vietnam. Ini dua eksportir terbesar keramik untuk HS code 690721," kata Andry dalam diskusi Indef mengenai dampak rencana penerapan BMAD Keramik, di Jakarta, Selasa, (16/7/2024).

Kedua, Andry mengatakan pengenaan bea masuk tinggi ini juga akan menyebabkan harga keramik melejit. Dia mengatakan dengan penerapan bea masuk tinggi, maka persaingan pasar semakin kecil.

Ketika pilihan konsumen semakin sedikit, maka harga keramik akan naik. Dia mengatakan sinyal menaikkan harga keramik ini sebenarnya terkonfirmasi dari laporan investigasi Komite Anti Dumping Indonesia (KADI).

Dalam laporannya, KADI menyebut bahwa para pelaku usaha keramik lokal mengeluhkan tentang harga jual yang tak bisa tinggi. Andry curiga, bahwa rekomendasi KADI tentang pemberlakuan BMAD keramik hingga 200% merupakan bagian dari upaya menaikkan harga keramik lokal.

"Apakah ini cara memperbesar 'kuenya', sehingga harga domestiknya ikut meningkat untuk memfasilitasi price war tersebut. Kita tidak tahu ya sebenanrya," kata dia.

Dia menyebut harga keramik porselen impor jenis B1a berukuran 60x60 asal China harganya Rp 75 ribu-Rp 80 ribu. Sementara harga keramik lokal porselen dengan jenis yang sama paling mahal Rp 90 ribu.

Dengan bea masuk 200%, maka harga keramik impor akan terdongkrak menjadi Rp 150 ribu-Rp 225 ribu per meter persegi. Dia mengatakan dengan kenaikan harga keramik impor itu, maka keramik lokal bisa menaikan harganya mendekati harga keramik impor yang sudah terkena bea masuk tinggi.

"Pada akhirnya, produsen dalam negeri ikut serta meningkatkan margin dengan cara menaikkan harga jual," katanya.

Andry melanjutkan dampak negatif ketiga adalah banyak sektor yang akan terdampak berkurangnya impor keramik. Dia mengatakan sektor yang terdampak di antaranya, ritel, real estate, logistik dan importir.

Terakhir Andry menyebut penerapan bea masuk tinggi bisa jadi akan memicu reaksi dari China. Dia menyebut bisa saja China membalas dendam.

"Keempat, kemungkinan yang akan terjadi reaksiĀ balasan terhadap produk asal dari Indonesia yang akan dilakukan pihak China," kata dia.

Sebelumnya, KADI telah merampungkan hasil investigasinya terhadap dugaan dumping produk keramik dari China. Dumping adalah kebijakan suatu negara menjual suatu komoditas lebih murah di luar negeri daripada pasar domestik. Hasil penyelidikan KADI menyebut China terbukti melakukan dumping keramik. Lembaga ini merekomendasikan diberlakukan BMAD hingga 199%

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto penerapan BMAD penting untuk segera dilaksanakan. Dia mengatakan, negara lain juga menerapkan kebijakan yang sama.

"Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Negara Uni Eropa, Timur Tengah telah melakukan hal serupa terhadap produk keramik asal China untuk melindungi industri keramik dalam negerinya. Dan ternyata sampai sekarang tidak ada keberatan maupun tuntutan balik oleh China ke WTO. Karena memang terbukti praktik dumping tersebut," katanya.


(rsa/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Desak Menkeu Teken PMK Bea Masuk 199% Atas Keramik China

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular