
Tetangga RI Mencekam, Perang Saudara Makin Panas-Korban Berjatuhan

Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan baru telah terjadi di kota Kyaukme di Myanmar utara. Pertempuran baru tersebut menghancurkan gencatan senjata yang ditengahi China antara junta militer Myanmar dan aliansi kelompok etnis bersenjata.
Pekan lalu, pejuang dari Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) menguasai kota berpenduduk 30.000 orang, yang juga menjadi jalur perdagangan utama ke China, mengalami bentrokan dengan junta militer.
Akibat serangan udara dan artileri, serta serangan roket, menghancurkan sebagian kota di Negara Bagian Shan utara, meninggalkan bangunan tanpa atap atau jendela, dan penduduk putus asa untuk mengungsi.
Mobil-mobil yang terbakar berdiri di depan satu bangunan empat lantai yang hancur, atapnya yang bergelombang berserakan di jalan-jalan.
Tentara TNLA dengan seragam tempur berjaga di luar kantor polisi, sementara yang lain melakukan patroli dan memeriksa kendaraan.
Sementara penduduk Kyaukme menghitung jumlah korban tewas dan mencari-cari korban di antara puing-puing setelah bentrokan tersebut.
"Potongan-potongan tubuh - kepala, tangan, dan kaki - berserakan di atap rumah saya ketika bom menghantam beberapa rumah di dekatnya," kata Kyaw Paing, seorang warga Kyaukme, seperti dikutip AFP.
"Tujuh orang tewas di sini, dan ada kerusakan besar. Saya tidak ingin menjalani kehidupan yang buruk dan menyedihkan ini dalam perang... Saya merasa sangat sedih," katanya, menyebut rumahnya rusak akibat ledakan besar setelah ia melihat pesawat militer terbang di atasnya.
Daerah perbatasan Myanmar adalah rumah bagi berbagai kelompok etnis bersenjata yang telah memerangi militer sejak kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1948 untuk mendapatkan otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan.
Beberapa telah memberikan perlindungan dan pelatihan kepada para penentang kudeta militer tahun 2021 yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dan menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan.
Pada Januari, China menjadi perantara gencatan senjata antara militer dan "Aliansi Tiga Persaudaraan", yang terdiri dari Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), dan TNLA.
Gencatan senjata tersebut mengakhiri serangan yang diluncurkan Oktober lalu oleh aliansi tersebut yang merebut sebagian wilayah di negara bagian Shan,termasuk jalur penyeberangan perdagangan yang menguntungkan ke China, yang memberikan pukulan terbesar bagi junta sejak merebut kekuasaan.
Kota-kota lain di sepanjang Jalan raya yang membentang dari provinsi Yunnan di China ke kota kedua Myanmar, Mandalay, juga diguncang oleh pertempuran tersebut. Pada Kamis, para pejuang TNLA menyerang Lashio, sekitar 85 kilometer (50 mil) dari Kyaukme, dan markas komando militer di timur laut.
China adalah sekutu utama dan pemasok senjata bagi junta, tetapi analis mengatakan Beijing juga memelihara hubungan dengan kelompok etnis bersenjata Myanmar yang menguasai wilayah di dekat perbatasannya.
Hubungan antara junta dan Beijing renggang pada tahun 2023 karena kegagalan junta untuk menindak tegas tempat-tempat penipuan daring di wilayah perbatasan Myanmar yang menargetkan warga Tiongkok.
Analis menyatakan Beijing memberikan persetujuan diam-diam atas serangan "Tiga Persaudaraan" pada Oktober, yang menurut aliansi tersebut diluncurkan sebagian untuk membasmi tempat-tempat penipuan tersebut.
(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Perang Saudara Tetangga RI Makin Panas, Militer dan Milisi Adu Drone
