MINDialogue

RI Diramal Jadi Top 4 Produsen Katoda Tembaga Dunia di 2025

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
20 June 2024 16:46
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menyampikan pemaparan dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menyampikan pemaparan dalam acara MINDialogue Mining Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (20/6/2024). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas mengungkapkan Indonesia akan menjadi produsen katoda tembaga terbesar keempat dunia pada 2025 mendatang. Hal tersebut menyusul dengan beroperasinya smelter baru PTFI yang berada di Gresik.

Menurut Tony Indonesia akan mulai menghasilkan 1,5 juta ton katoda tembaga pada tahun depan. Katoda tembaga tersebut berasal dari produk smelter PTFI dan Amman Mineral.

"China hasilkan 12 juta ton katoda konsentratnya di laut China tapi smelter di China, Kedua Chili, Ketiga Kongo. Keempat Jepang 1,5 juta ton. Indonesia capai 1,5 juta ton nanti," kata Tony dalam MINDialogue CNBC Indonesia, di Jakarta, Kamis (20/06/2024).

Menurut Tony dengan produksi katoda tembaga yang cukup besar, tentunya akan cukup menguntungkan bagi Indonesia. Terutama di tengah permintaan komoditas ini yang cukup tinggi. "Ini akan menguntungkan bagi Indonesia di tengah permintaan tinggi," tambahnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia melalui PT Freeport Indonesia (PTFI) sebentar lagi akan memiliki fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) konsentrat tembaga single line terbesar di dunia. Adapun smelter tersebut berlokasi di Wilayah JIIPE, Gresik, Jawa Timur.

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa smelter milik PTFI tersebut mempunyai nilai investasi hingga US$ 3 miliar dan akan mulai beroperasi pada 1 Juli 2024. Pabrik tembaga itu akan menghasilkan 60 ton emas murni dan 400 ribu ton katoda tembaga.

"Mulai 1 Juli ke depan, pabrik Freeport akan mengolah konsentrat tembaga dari Timika di Gresik. Dalam satu tahun pabrik ini akan menghasilkan 60 ton emas murni, 400 ribu ton katoda tembaga, dan berbagai produk turunan lainnya," ungkap Bahlil dalam kuliah umum yang digelar di Universitas Islam As Syafi'iyah, Bekasi, dikutip Kamis (13/6/2024).

Selain di Gresik, Freeport Indonesia juga diminta untuk membangun smelter di Timika, Papua, dekat dengan lokasi tambang Freeport di Tembagapura. Hal tersebut menyusul dengan rencana penambahan saham pemerintah di PTFI sebesar 10% dari yang saat ini 51% menjadi 61% setelah 2041.

"Kita sedang memikirkan, begitu aturannya keluar, kita akan mengakuisisi lagi sahamnya tambah 10 persen. Sekarang kan kita 51 persen, kita ingin Indonesia harus mayoritas lagi, negosiasinya sudah selesai dan Freeport setuju untuk penambahan saham 10 persen pada 2041 ke atas," ucapnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kupas Tuntas Persoalan Mineral Kritis dalam Perspektif Geopolitik

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular