
Rangking Daya Saing RI Salip Jepang-Inggris, Airlangga: Berkat UU CK

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia semringah peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia dari sebelumnya 34, berdasarkan penilaian Institute for Management Development (IMD) World Competitiveness Ranking (WCR) 2024.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, kenaikan peringkat itu merupakan dampak dari Undang-Undang Cipta Kerja, yang mempermudah iklim berusaha di Tanah Air.
"Ini merupakan wujud konkret atas upaya Pemerintah dalam meningkatkan kemudahan berusaha dan menciptakan iklim investasi yang baik bagi para investor melalui implementasi Undang-Undang Cipta Kerja," kata Airlangga melalui keterangan tertulis, Rabu (19/6/2024).
Bukan sembarang klaim, Airlangga menunjukkan, dampak UU Ciptaker terhadap kenaikan peringkat daya saing ini ditopang oleh peningkatan pada faktor efisiensi bisnis (dari peringkat ke-20 menjadi ke-14), efisiensi pemerintah (dari peringkat ke-31 menjadi ke-23), dan performa ekonomi (dari peringkat ke-29 menjadi ke-24).
Secara lebih rinci, ia mengatakan, beberapa hal yang berhasil mendorong peningkatan di sisi efisiensi bisnis antara lain ketersediaan tenaga kerja (peringkat ke-2), manajemen perusahaan (peringkat ke-10), hingga perilaku masyarakat (peringkat ke-12).
Kemudian, peningkatan dari faktor efisiensi Pemerintah yang naik 8 peringkat salah satunya tercapai berkat upaya Pemerintah dalam perundangan bisnis yang mengalami peningkatan peringkat dari ke-49 di tahun 2023 menjadi peringkat ke-42 di tahun 2024.
Selanjutnya, faktor peningkatan kinerja ekonomi utamanya didorong oleh kuatnya ekonomi dalam negeri (peringkat ke-10) dan terjaganya tingkat harga (peringkat ke-12). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2024 meningkat hingga 5,11% (YoY), dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04% (yoy).
Sementara itu, realisasi investasi Indonesia hingga akhir kuartal I-2024 telah mencapai Rp 401,5 triliun atau mengalami peningkatan sekitar 22,1% (YoY). Nilai penanaman modal asing atau PMA berhasil mencapai Rp 204,4 triliun atau tumbuh sekitar 15,5% (yoy).
Meski demikian, ia mengakui Indonesia juga harus terus berfokus pada faktor infrastruktur yang perlu semakin ditingkatkan.
"Pemerintah Indonesia akan terus berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik lagi. Guna meningkatkan kemudahan berusaha, Pemerintah melakukan perbaikan regulasi melalui Undang-Undang Cipta Kerja beserta aturan turunannya Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko," ujar Airlangga.
IMD World Competitiveness Ranking 2024 mencatat peringkat daya saing Indonesia naik ke posisi 27 dunia dari sebelumnya 34. Adapun, Indonesia dan Malaysia bertukar posisi.
Posisi Malaysia jatuh dari posisi 27 ke 34. Hal tersebut terjadi akibat pelemahan mata uang dan ketidakstabilan politik, serta kebijakan pemerintah.
Di Asean, posisi Indonesia berada di posisi tiga besar setelah Singapura dan Thailand. Singapura ada di posisi pertama dan Thailand di posisi 25.
"Dalam beberapa dekade terakhir, negara-negara seperti Tiongkok, India, Brasil, Indonesia, dan Turki mengalami pertumbuhan dan pembangunan pesat. Imbasnya kini, mereka memegang peranan penting dalam perdagangan, investasi, inovasi, dan geopolitik," ungkap Arturo Bris, Direktur World Competitiveness Center (WCC) IMD dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (19/6/2024).
Adapun, peringkat Indonesia bersisian dengan Inggris pada posisi 28. Sementara itu, Indonesia sukses melampaui daya saing Jepang di peringkat 38 dan India 39. Menurut Bris, daya saing Inggris anjlok setelah Brexit dan baru membaik tahun ini.
"Daya saing Indonesia didongkrak oleh peningkatan performa ekonomi, kemampuan menarik kapital, dan pertumbuhan PDB. Tahun ini performa ekonomi Asia Tenggara amat baik, kecuali untuk Malaysia yang turun peringkat," tegas Bris.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Daya Saing RI Melesat ke Peringkat 27, Salip Malaysia & Jepang