Atasi Gen Z Nganggur, Pemerintah 'Paksa' Industri Lakukan Hal Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian turut menyoroti fenomena Generasi Z yang tidak memiliki kegiatan atau not in education, employment and training (NEET).
Kemenko Perekonomian menyatakan akan menggandeng swasta untuk mencari jalan keluar masalah banyaknya anak muda yang menganggur tersebut.
Asisten Deputi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja, Deputi IV Kemenko Perekonomian, Chairul Saleh mengatakan Kemenko tengah melakukan kajian untuk memetakan pekerjaan yang mungkin akan berkembang dan banyak membutuhkan tenaga kerja dalam 5 sampai 10 tahun ke depan.
"Saat ini kami sedang berproses dengan melakukan mapping pasar tenaga kerja yang menjangkau 5 sampai 10 tahun," kata dia dalam diskusi di kantornya, Jakarta, dikutip Kamis, (12/6/2024).
Chairul mengatakan Kemenko menggandeng Kementerian Tenaga Kerja dalam melakukan pemetaan ini. Selain itu, kata dia, pemetaan juga dilakukan bersama dengan para pelaku usaha.
"Kita perlu masukan dari industri, pemerintah tidak bisa memposisikan diri sebagai juru ramal, pelaku industri juga harus tahu bisnisnya mau diarahkan ke mana," kata dia.
"Dialog konstruktif perlu dilakukan antar pemerintah dan industri terkait pekerjaan di 5 sampai 10 tahun ke depan," katanya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap fakta mengkhawatirkan terkait kondisi penduduk muda Indonesia. BPS melaporkan pada 2023 terdapat sekitar 9,9 juta penduduk usia muda (15-24 tahun) tanpa kegiatan.
Dari 9,9 juta orang tersebut, 5,73 juta orang merupakan perempuan muda sedangkan 4,17 juta orang tergolong laki-laki muda.
Kebanyakan dari mereka adalah Gen Z yang harusnya tengah di masa produktif. Gen Z merupakan generasi yang lahir pada 1997-2012. Mereka sekarang berusia 12-27 tahun. Persentase penduduk usia 15-24 tahun yang berstatus NEET di Indonesia mencapai 22,25% dari total penduduk usia 15-24 tahun secara nasional.
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Bappenas, Maliki mengatakan salah satu faktor yang menyebabkan banyak Gen Z menganggur adalah salah jurusan. Salah jurusan yang dimaksud adalah jurusan yang mereka pilih ternyata tidak banyak dibuka lowongan pekerjaannya.
"Ada ketidakcocokan antara apa yang dipelajari di sekolah atau pelatihan dengan permintaan dunia kerja, mismatch ini yang memberikan waktu tunggu cukup panjang," kata dia.
(haa/haa)