
5 Hal Paling Ditunggu dari Rapat The Fed: Sabda Powell - Suku Bunga

Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar sedang menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) pada Kamis (13/6/2024) dini hari waktu Indonesia. Selain keputusan suku bunga, pasar juga menunggu update kebijakan The Fed yang akan diambil The Fed ke depannya.
The Fed menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mulai Selasa hingga Rabu atau Rabu hingga Kamis dini hari waktu Indonesia.
Keputusan The Fed menjadi salah satu kabar paling ditunggu pelaku pasar keuangan di seluruh dunia mengingat besarnya dampak serta pengaruh mereka. The Fed adalah lambang supremasi AS di bidang ekonomi karena memegang kuasa sepenuhnya atas penerbitan dolar AS. Amerika Serikat juga menjadi pusat industri keuangan dunia sehingga perkembangan di sana akan sangat menentukan.
Pelaku pasar tampak sudah sepakat jika The Fed akan menahan suku bunga pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Perangkat CME Fedwatch menunjukkan 99,4% investor yakin The Fed akan menahan suku bunga acuan di 5,25-5,5% dalam pertemuan pekan ini.
Isu yang sempat santer terdengar perihal potensi kenaikan suku bunga The Fed tampaknya tidak akan terjadi di pertemuan bulan ini.
"Saya pikir kecil kemungkinannya bahwa langkah kebijakan suku bunga berikutnya akan berupa kenaikan," kata Ketua The Fed, Jerome Powell setelah konferensi pers pasca-pertemuan The Fed pada bulan Mei 2024.
Berikut tiga hal penting yang dicermati pasar menjelang pengumuman The Fed Kamis dini hari waktu Indonesia:
1. Suku Bunga
Sebelumnya, inflasi AS merangkak naik pada 2022 dan pernah mencapai puncaknya pada Juni 2022 di level 9,1% year on year/yoy, ketika perang di Ukraina menyebabkan biaya energi melonjak.
The Fed menanggapinya dengan menaikkan biaya pinjaman secara signifikan untuk mendinginkan perekonomian dan mengurangi tekanan harga.
Seiring berjalannya waktu, suku bunga yang tinggi memang cukup efektif menekan inflasi dan terbukti inflasi AS per April 2024 tercatat di angka 3,4% yoy. Sedangkan inflasi inti yang tidak termasuk barang-barang bergejolak seperti makanan dan energi mengalami pelandaian menjadi 3,6% yoy.
Sebagai catatan, target inflasi The Fed sendiri berada di level 2%. Artinya angka inflasi saat ini masih cukup jauh di atas target The Fed sehingga pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat tampaknya tidak akan dilakukan.
Dikutip dari The Wall Street Journal, 22 institusi besar telah merilis proyeksi pemangkasan suku bunga The Fed terbaru.
12 diantaranya menyatakan The Fed akan memangkas suku bunganya untuk pertama kalinya pada September 2024, sedangkan lima diantaranya berekspektasi first cut rate pada Desember 2024.
Higher for longer pun acap kali disampaikan oleh pejabat The Fed mengingat kondisi saat ini belum menjadi prioritas untuk membabat suku bunga The Fed.
Sekitar 11 bulan sejak terakhir kali kenaikan suku bunga The Fed pada Juli 2023 hingga saat ini tak kunjung berubah. Durasi ini pada dasarnya tergolong cukup lama kendati tidak lebih lama dibandingkan periode Maret 1997 hingga September 1998.
![]() Sumber: The Fed diolah Reuters |
2. Proyeksi Ekonomi
The Fed akan merilis update triwulanan mengenai perekonomian, khususnya produk domestik bruto(PDB), inflasi, dan tingkat pengangguran. Secara kolektif, perkiraan tersebut dikenal sebagai Ringkasan Proyeksi Ekonomi(Summary of Economic Projections/SEP).
Terkhusus bagi proyeksi penurunan suku bunga The Fed diperkirakan akan menunjukkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit dibandingkan perkiraan para pengambil kebijakan tiga bulan lalu.
Lebih lanjut, inflasi diperkirakan lebih cepat serta pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat.
"Saya selalu menekankan pentingnya sebuah cerita... yang menghubungkan prospek makro dan strategi kebijakan secara koheren," tulis Larry Meyer, mantan gubernur Fed yang kini mengepalai perusahaan konsultan Monetary Policy Analytics, pekan lalu dikutip dari Reuters.
"Kekuatan dari cerita ini... tergantung pada tingkat ketidakpastian yang meningkat akhir-akhir ini. Dalam hal ini, kita harus lebih memperhatikan skenario alternatif," tambah Larry.
3. Dot Plot
Dalam FOMC kali ini, akan dirilis dokumen dot plot yang berisi ekspektasi masing-masing anggota perihal suku bunga The Fed ke depan.
Secara khusus, investor akan melihat bagaimana belasan anggota FOMC, baik pemilih maupun non-pemilih, akan menunjukkan ekspektasi mereka terhadap suku bunga hingga akhir tahun ini hingga tahun 2026 dan seterusnya.
Ketika matriks terakhir diperbarui pada Maret 2024, mayoritas titik-titik tersebut menunjukkan tiga pemotongan pada tahun 2024, tiga pemotongan pada tahun 2025, tiga pemotongan lagi pada tahun 2026, dan kemudian dua pemotongan lagi pada suatu saat yang akan menurunkan suku bunga dana federal jangka panjang menjadi sekitar 2,5%.
![]() Sumber: The Fed |
4. Pernyataan The Fed
Pernyataan pejabat The Fed juga akan menjadi perhatian besar pasar mengingat kerapnya The Fed memberikan sinyal kebijakan melalui pernyataan mereka yang dapat berdampak bagi bank sentral negara lainnya.
Keputusan The Fed terhadap suku bunga akan berpengaruh terhadap indeks dolar AS (DXY) itu sendiri dan hal ini akan memengaruhi nilai tukar mata uang negara lainnya dengan memberi tekanan.
Ketika The Fed mengatakan pihaknya mengambil langkah hati-hati karena khawatir inflasi akan melonjak lagi jika pelonggaran dilakukan terlalu cepat, bank sentral global pun mulai memperhatikannya.
"Inflasi mungkin tidak turun secepat yang kita inginkan, namun perekonomian belum memburuk seperti yang diperkirakan," papar Kepala Analis Keuangan Bankrate, Greg Mcbride.
Bahkan yang menarik adalah bank sentral Eropa (ECB) dan G7 seperti bank sentral Kanada telah terlebih dahulu menurunkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) sehingga bukan tidak mungkin ke depan The Fed juga akan turut memangkas suku bunganya.
5. Konferensi Pers
Selain menyampaikan hasil FOMC, Powell akan melakukan tanya jawab dengan wartawan selama 45 menit.
Dalam beberapa kesempatan, Powell kerap menyampaikan pernyataan yang tidak tercantum di dalam dokumen saat menggelar konferensi pers.
Pernyataan yang tidak bisa ditebak inilah yang ditunggu pelaku pasar dan biasanya menggerakkan pasar sebab informasi tambahan yang diberikan Powell dapat menjadi pertimbangan lain bagi pelaku pasar untuk mengambil keputusan dan memproyeksi kebijakan The Fed ke depannya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)