
Punya SPBU Hidrogen, Pertamina Siap Gaet Pabrikan Mobil Dunia

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) mengungkapkan bahwa saat ini perusahaan tengah melakukan proyek percobaan (pilot project) pengembangan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khususnya Hidrogen.
CEO Pertamina NRE, John Eusebius Iwan Anis menyampaikan, pengembangan stasiun pengisian kendaraan hidrogen yang terletak, di Daan Mogot, Jakarta menjadi hal yang baru bagi Pertamina.
"Nah tadi untuk mobility kita dengan pilot project yang hydrogen refueling station tadi itu. Jadi kita mulai di Daan Mogot. Dan tujuannya sama itu kita akan coba karena kan ini hal baru nih," jelasnya kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, dikutip Senin (10/6/2024).
Memang, saat ini belum ada kendaraan di Indonesia yang menggunakan bahan bakar hidrogen. Namun, John mengungkapkan pihaknya akan menggaet pabrikan mobil hidrogen dunia untuk bisa masuk di Indonesia. "Nah off taker-nya juga sama nih. Siapa yang mau pakai disitu kan belum ada nih mobilnya. Nah itu juga kita bekerja sama dengan pabrikan mobil yang terkenal di dunia," bebernya.
Adapun saat ini, pihaknya bersama dengan pemerintah yakni Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk merumuskan standar keamanan penggunaan sumber EBT hidrogen di Indonesia.
"Sekarang kita masih berdiskusi tadi. Profesor Eniya (Dirjen EBTKE Kementerian ESDM) menyampaikan tentang regulasi, tentang standar safety dan lain sebagainya. Itu masih kita finalkan," tandasnya.
Sebelumnya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) melakukan Ground Breaking Hydrogen Refueling Station (HRS) pertama di Indonesia, yang terletak di SPBU Daan Mogot, Jakarta.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan ground breaking ini menjadi milestone penting bagi Pertamina group melalui Pertamina NRE. Menurutnya, pembangunan HRS ini menjadi salah satu dukungan Pertamina untuk mencapai target netral karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
"Tadi pagi kami ada rapat di Kemenko Marves untuk mempercepat semua program ini. Pemerintah sudah merilis kebijakan energi nasional 2023. Khusus untuk sektor transportasi hidrogen masuk ditargetkan mulai 2030 dan secara bertahap. Jadi fasilitas ini kan 450 kilogram per hari, dari target nasional hidrogen itu 8,8 juta ton oil ekuivalen dan pada 2060 itu 35,4 ton ekuivalen," jelas Nicke dalam sambutannya, Rabu (17/01/2024).
Dia menyebutkan, pengembangan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan memiliki banyak tantangan. Nicke menegaskan Pertamina akan berusaha mempercepat, termasuk dengan memetakan kapasitas yang dimiliki. "Saya sudah tidak sabar dalam enam bulan ke depan. Apalagi kita sudah memetakan dari existing capacity kita, source hydrogen antara yang green dan blue," ungkap Nicke.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Bangun Hydrogen Refueling Station Pertama
