Panas! 6 Negara NATO Bangun Dinding Drone Hadap Rusia, Moskow Diserang
Jakarta, CNBC Indonesia - Enam negara NATO yang bertetangga dengan Rusia bergabung membangun "dinding drone". Ini untuk melindungi perbatasan mereka dari negeri Presiden Vladimir Putin.
Tembok drone itu akan dibuat Lituania, Latvia, Estonia, Polandia, Finlandia, dan Norwegia. Pendanaan kemungkinan menggunakan uang Uni Eropa (UE).
"Enam negara NATO yang bertetangga dengan Rusia bergabung untuk membangun 'dinding drone' untuk melindungi perbatasan mereka," kata Menteri Dalam Negeri Lituania Agne Bilotaite dalam wawancara dengan kantor berita lokal BNS, dimuat CNBC International, Selasa (28/5/2024).
"Ini adalah hal yang benar-benar baru, tembok drone yang membentang dari Norwegia hingga Polandia, dan tujuannya adalah menggunakan drone dan teknologi lainnya untuk melindungi perbatasan kita," tegasnya.
"Tidak hanya dengan infrastruktur fisik, sistem pengawasan, tetapi juga dengan drone dan teknologi lainnya, yang memungkinkan kita melindungi diri dari provokasi negara-negara yang tidak bersahabat dan mencegah penyelundupan," ujarnya lagi.
Rincian seperti pendanaan, jadwal dan aspek teknis dari proyek tersebut tidak diberikan. Namun Bilotaite mengatakan dana Uni Eropa (UE) dapat berperan dan setiap negara harus mengerjakan "pekerjaan rumahnya".
Sebenarnya rencana ini juga dikatakan Menteri Dalam Negeri Finlandia Mari Rantanen. Kala itu, dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi Finlandia Yle yang dikutip oleh Financial Times, ia mengatakan rencana itu bisa "meningkat pada waktunya".
Berbeda dengan Lithuania, Finlandia sendiri baru bergabung dengan NATO pada tahun 2023. Namun negara itu memiliki perbatasan sepanjang 832 mil dengan Rusia.
Sebelumnya diketahui para menteri dalam negeri dari enam negara yang ambil bagian dalam proyek tembok drone sudah bertemu di ibu kota Latvia, Riga, 23 dan 24 Mei. Mereka membahas ancaman keamanan serta isu taktik non-militer.
Salah satunya adalah "migrasi yang terinstrumentalisasi". Ini mengarah pada klaim bahwa Rusia atau sekutunya Belarus bisa saja mengirim sejumlah besar pencari suaka tidak berdokumen dari Afrika dan Timur Tengah melewati perbatasan mereka.
"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa Finlandia memiliki cara yang efektif untuk mengatasi situasi di mana migrasi terinstrumentasi digunakan untuk memberikan tekanan pada Finlandia," kata Rantanen dalam sebuah pernyataan pada acara tersebut.
"Fenomena migrasi yang terinstrumentalisasi di perbatasan luar UE merupakan tantangan bersama yang dihadapi negara-negara kita. Finlandia juga bertujuan untuk menemukan solusi tingkat UE untuk memerangi fenomena ini," ujarnya.
Rusia sendiri kini berperang dengan Ukraina. Keinginan Kyiv bergabung ke NATO menjadi penyebab. Operasi yang dilancarkan Putin sejak 2022 itu telah mempengaruhi harga pangan dan energi dunia dan menaikkan inflasi di banyak negara.
Moskow Diserang
Mengutip AFP, Selasa, Moskow dilaporkan terancam serangan drone. Namun militer Rusia menegaskan telah menjatuhkan drone di luar ibu kota.
Meski demikian, pembatasan diberlakukan di dua bandara besar di ibu kota selama kurang dari satu jam. Peristiwa terjadi Senin malam waktu setempat.
"Hari ini sekitar pukul 21.00 di distrik Kuchino di Balashikha, pertahanan udara menjatuhkan sebuah drone, puing-puing berjatuhan di sebuah rumah pribadi," kata Gubernur wilayah Moskow, Andrei Vorobyov, melalui Telegram.
"Orang-orang yang berada di dalam rumah dievakuasi tepat waktu dan tidak ada yang terluka," tambahnya.
"Masyarakat Balashikha mungkin mendengar ledakan keras, saya menyerukan agar tenang, semua layanan di lapangan berfungsi," jelasnya merujuk wilayah di timur Moskow.
Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan pertahanan udara telah menjatuhkan "balon berukuran kecil. Pejabat penerbangan mengatakan ada pembatasan yang diberlakukan di bandara Domodedovo dan Zhukovsky, keduanya merupakan pusat penerbangan utama di ibu kota Rusia.
"Untuk memastikan keselamatan penerbangan sipil pada 27 Mei, pembatasan sementara diberlakukan antara pukul 20.46 hingga 21.20," kata badan penerbangan negara Rosavitsia, Artem Korenyako, perwakilan di media sosial.
(sef/sef)