
Delegasi World Water Forum Ikuti Upacara Segara Kerthi, Apa Maknanya?

Jakarta, CNBC Indonesia - Delegasi dan peserta World Water Forum ke-10 bersama umat Hindu Bali mengikuti ritual upacara Segara Kerthi, di kawasan Pantai Bali Turtle Island Development (BTID), Denpasar.
Gelaran ini sekaligus membuka rangkaian World Water Forum ke-10, yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono dan Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya.
Upacara Segara Kerthi digelar untuk memohon anugrah agar laut bersih sekala dan niskala, yakni konsep keseimbangan hidup, serta penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali berjalan lancar.
Menkomarves Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan forum air dunia ini menjadi penting bagi Indonesia karena menjadi bukti kepada dunia bagaimana menghargai alam termasuk satwa dan air bukan hanya omongan belaka.
"Masyarakat Bali menjaga kualitas air dan lingkungan. Ritual ini merayakan betapa signifikan air pada kultur budaya bali," kata Luhut dalam sambutannya, Sabtu (18/5/2024).
Sementara itu, Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengungkapkan masyarakat Bali menganggap air sebagai suatu yang mulia sebab air merupakan sumber dari kehidupan. Segara Kerthi juga menjadi wujud rasa syukur serta menjaga harmonisasi alam dengan menyucikan air hingga sumber air.
"Ritual ini menjadi tradisi masyarakat lokal Bali sebagai bentuk kemuliaan alam semesta terutama laut dan isinya. Laut sebagai muara segala kehidupan dan air adalah habitat terbesar yang dimanfaatkan manusia," ujarnya.
Makna Segara Kerthi yakni air atau samudera sebagai sumber alam tempat meleburnya semua kekeruhan. Air atau samudera harus dilestarikan dengan tidak melakukan kontaminasi maupun perusakan lingkungan dan nilai-nilai kesucian dari air atau samudera juga harus dipertahankan.
Adapun ritual ini merupakan bagian dari acara Bali Nice yang bertemakan "Merawat Air Melindungi Sarwa Prani" atau merawat air merawat semesta, termasuk flora-fauna.
Sebelumnya, Menteri PUPR sekaligus Ketua Harian Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 Basuki Hadimuljono mengapresiasi Pemerintah Provinsi Bali yang memberikan kesempatan peserta turut bergabung mengikuti prosesi ritual tersebut.
"(Ritual) ini bukan hanya show bagi orang luar (Pulau Bali), tapi sebuah upacara sesungguhnya bagaimana kita menyucikan air, sesuai dengan local wisdom di Bali," kata dia.
Upacara Segara Kerthi bertepatan dengan perayaan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang, yang diperingati setiap 210 hari (Sabtu Kliwon Wuku Uye) sesuai dengan siklus kalender Bali.
Perayaan Tumpek Kandang ini merupakan pemujaan kepada keagungan Ida Sang Hyang Widi dalam perwujudannya sebagai Siva atau Pasupati, pemelihara semua makhluk alam semesta, termasuk satwa.
Sementara itu Presiden World Water Council (WWC) Loïc Fauchon mengatakan upacara ini menjadi simbolis betapa pentingnya air bagi kehidupan. Dia mengharapkan segara kerthi ini bisa menjadi merepresentasikan berbagai kultur dalam manajemen air.
"Ini semua menjadi representasi semua budaya bersatu dalam manajemen sumber air yang berkelanjutan. Ayo bekerja sama agar semua bisa menikmati air bersih," kata Loic.
Sebagai informasi, World Water Forum ke-10 akan berlangsung 18-25 Mei 2024 di Bali dengan tema Water for Shared Prosperity atau Air untuk Kesejahteraan Bersama. Adapun untuk informasi lebih lengkapnya bisa kunjungi halaman resmi World Water Forum.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di WWF ke-10, Indonesia Ajukan 4 Hal Konkret untuk Hydro Diplomacy