World Water Forum 2024

Sejumlah Proyek Strategis Ini Ditawarkan ke Investor Potensial

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
12 May 2024 14:00
Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk, Sumbawa Barat, Kamis (2/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)
Foto: Presiden Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk, Sumbawa Barat, Kamis (2/5/2024). (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai tuan rumah dalam World Water Forum ke-10, Indonesia akan menawarkan sejumlah proyek strategis untuk masuk dalam kompendium World Water Forum 2024 di Bali. Beberapa proyek yang ditawarkan mulai dari modernisasi irigasi bersama Bank Dunia (World Bank), kemudian ada bendungan, proyek air minum, hingga pembangkit listrik tenaga air (PLTA).

Dengan kekayaan alam Indonesia, Proyek PLTA menjadi salah satu proyek strategis yang ditawarkan oleh Indonesia untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024. Meski demikian, nantinya proyek yang akan ditawarkan bukan hanya dari Indonesia, melainkan juga dari proyek strategis negara lain. Adapun penawaran proyek strategis mencapai USD 9,6 miliar, dan angka ini diperkirakan masih akan terus berkembang.

Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Bidang Teknologi, Industri, dan Lingkungan Endra S Atmawidjaja mengatakan, World Water Forum ke-10 memiliki tiga proses utama, yakni politik, regional, dan tematik di mana ketiganya akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Mulai dari pemimpin negara, menteri, pemimpin daerah, akademisi, peneliti, hingga generasi muda yang akan saling bertukar pikiran.

 

"Proyek strategis (Indonesia) yang ditawarkan tentang modernisasi irigasi, tentang air minum, bendungan, tentang PLTA. Itu yang kami harapkan muncul di kompendium itu," ungkap Endra dalam keterangan resmi World Water Forum ke-10 (23/04/2024).

Endra menjelaskan, dalam proyek-proyek strategis yang diusulkan Indonesia itu, terdapat proyek yang sudah berjalan, akan berjalan, maupun inisiatif baru. Ketiga jenis proyek tersebut lantas dihimpun dalam sebuah kompendium yang menjadi lampiran dari Deklarasi Menteri atau Ministerial Declaration dalam World Water Forum ke-10 2024.

"Jadi, kompendium proyek ini bukan hanya untuk Indonesia, tetapi seluruh dunia karena ini memang untuk forum dunia. Untuk Indonesia, saya belum lihat besaran nominalnya berapa persisnya, tapi angka ini akan terus berkembang," kata Endra.

Dia juga mengajak seluruh kementerian, lembaga, serta masyarakat untuk turut mensukseskan penyelenggaraan World Water Forum ke-10. Menurutnya, kesuksesan yang diharapkan tidak terbatas hanya pada acara yang berjalan dengan baik saja.

"Tetapi termasuk dampak yang diberikan oleh World Water Forum ke-10 terhadap promosi wisata Indonesia dan dampaknya terhadap UMKM di Bali. Kemudian juga memberi dampak pada citra global Indonesia, tentang kepemimpinan Indonesia yang kuat," ucapnya.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa penyelenggaraan World Water Forum ke-10 dapat membuka jalan bagi Indonesia untuk mendapatkan listrik yang lebih murah, melalui pengembangan PLTA..

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan melalui World Water Forum, isu hydropower (PLTA) diharapkan bisa lebih besar lagi, karena dengan air kita bisa mendapatkan listrik yang paling murah. Salah satu proyek strategis yang ditawarkan oleh Indonesia untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024 adalah PLTA.

Eniya pun menjelaskan bahwa selama ini pemerintah mendorong pemanfaatan air untuk menjadi sumber listrik di Indonesia. Terlebih Indonesia memiliki sumber daya air yang luar biasa dan menjadi sumber energi baru terbarukan yang potensial untuk dikembangkan.

"Apalagi sumber air di Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, dan Papua. Kalau di Pulau Jawa, mungkin sedikit-sedikit tergerus, tetapi PLTA-nya sudah lama-lama," kata dia.

Oleh karena itu, dia sangat mendukung proyek PLTA untuk masuk ke kompendium World Water Forum 2024.

"Saat ini, listrik yang termurah, sekitar 3 sen atau lebih rendah, adalah hidro (air)," tambahnya.

Dalam kesempatan terpisah Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah mengungkapkan, beberapa proyek yang ditawarkan diseleksi oleh Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas).

World Water Forum ke-10 mengangkat "Water for Shared Prosperity". Tema ini sejalan dengan komitmen negara-negara di dunia yang ingin mencari solusi untuk meningkatkan dan mengelola sumber daya air yang berkelanjutan sebagai langkah untuk menghadapi perubahan iklim yang tidak pasti.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait World Water Forum ke-10 dapat mengunjungi website worldwaterforum.org

 


(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Di WWF ke-10, Indonesia Ajukan 4 Hal Konkret untuk Hydro Diplomacy

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular