
Wow, Pertamina Sudah Turunkan Emisi Karbon 31% Dalam 14 Tahun

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina New & Renewable Energy mencatat, dalam 14 tahun terakhir perusahaan telah berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 31% dan akan terus mengalami kenaikan ke depannya.
Direktur Perencanaan Strategis & Pengembangan Bisnis Pertamina NRE, Fadli Rahman mengatakan, pihaknya memiliki program dekarbonisasi untuk menurunkan emisi karbon. Hal itu didukung pula dalam 14 tahun ke belakang pihaknya berhasil menurunkan sumbangan emisi karbon hingga 31%
"Dalam kita melihat ada peluang ke depannya bahwa ada penurunan emisi gitu ya. Ada rencana untuk penurunan emisi. Di mana memang Pertamina dalam 14 tahun terakhir itu sudah menurunkan emisi sebesar 31% tapi tentunya ada room for accelerations ke depannya," ujar dia kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Senin (25/3/2024).
Fadli mengatakan perusahaan saat ini yang menjadi salah satu penjual karbon dalam bursa karbon. Dia berharap, pasar perusahaan menjadi katalis untuk bisnis karbon secara keseluruhan.
"Nah selain tentunya kalau kita masuk ke bursa karbon ini, ke pasar karbon ini. Kita tidak hanya menjadi focal point (fokus area) tapi menjadi katalis untuk bisnis karbon secara keseluruhan," tambahnya.
Nah, saat ini perusahaan tengah fokus menuju carbon offseting atau penyeimbangan karbon. Hal itu direncanakan akan dilakukan pada BUMN secara keseluruhan.
"Ada satu bisnis khusus yaitu carbon offsetting yang memang kita coba targetkan. Nah dari situ kalau memang ada kebutuhan dari carbon offsetting ini, tidak cuma di Pertamina tetapi secara BUMN secara keseluruhan, nah ini yang kita coba targetkan di situ," tandasnya.
Asal tahu saja, Indonesia telah memulai perdagangan kredit karbon perdananya pada tanggal 26 September 2023. Hal tersebut menjadi catatan sejarah bagi Indonesia karena memiliki misi yang cukup penting, yaitu menciptakan pasar dalam mendanai pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peserta utama dalam perdagangan karbon global.
Indonesia sendiri merupakan negara kepulauan yang memiliki hutan hujan terbesar ketiga di dunia. Selain itu juga merupakan salah satu penghasil emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Negara di Asia Tenggara ini telah menetapkan target untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2060.
Peluncuran perdagangan bursa karbon diresmikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo. Berdasarkan penetapan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang menyelenggarakan perdagangan ini adalah Bursa Efek Indonesia (BEI).
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Rombak Jajaran Direksi PNRE, Ini Susunan Barunya
