Indonesia Bakal Kuasai 61% Saham Freeport, Segini Jumlah Kekayaannya

Verda Nano Setiawan, CNBC Indonesia
20 March 2024 10:25
Freeport
Foto: Freeport

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memastikan akan mempercepat revisi Peraturan Pemerintah (PP) nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Hal tersebut menyusul perpanjangan kontrak izin usaha pertambangan khusus (IUPK) PT Freeport Indonesia setelah berakhir pada 2041 mendatang. Melalui aturan ini, pemerintah akan menambah porsi kepemilikan saham di PTFI sebanyak 10% sehingga total menjadi 61%.

"Kalau itu terjadi dan potensi penambahan saham Freeport di Indonesia menjadi 61%. Berarti Freeport, bukan lagi milik orang lain sudah milik kita karena sudah 61%," ungkap Bahlil usai Konferensi Pers Prospek Investasi Pasca Pemilu 2024, dikutip Rabu (20/3/2024).

Adapun revisi ini berkaitan dengan penghapusan tenggat waktu pengajuan perpanjangan kontrak. Sebelumnya perpanjangan IUPK baru bisa dilakukan paling cepat 5 tahun atau paling lambat 1 tahun sebelum masa berlaku izin usaha berakhir.

Relaksasi tenggat waktu pengajuan perpanjangan kontrak juga telah tertuang dalam Pasal 196 Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020. "Ya terkait dengan syarat perpanjangan, yang di dalamnya adalah paling cepat 5 tahun, kita ubah karena ini terintegrasi dengan smelter," ungkap Bahlil.

Lantas jika menengok potensi penerimaan negara dari PT Freeport Indonesia yang masih cukup menjanjikan. Seberapa besar sebetulnya cadangan yang masih tersimpan di tambang PTFI yang berada di Tembagapura Papua tersebut?

Chairman of The Board & CEO Freeport-McMoRan Richard C. Adkerson membeberkan tambang PTFI yang berada di Tembagapura Papua masih menyimpan banyak cadangan mineral. Bahkan, mineral tersebut masih bisa diolah atau diproses lebih dari tahun 2041.

"Kami percaya sumber daya yang ada (di Tembagapura) bisa melebihi 2041. Kami pun harus mengidentifikasi sumber daya tersebut lewat eksplorasi dan analisis. Kami pun tengah melakukan pembicaraan dengan pemerintah sehingga kami bisa mengambil kesempatan tersebut untuk stakeholders dalam proyek jangka panjang ini," tutur Adkerson dalam orasi ilmiah di Universitas Hasanuddin, Makassar beberapa waktu lalu.

Untuk diketahui, tambang milik PTFI yang berlokasi di Tembagapura masih belum sepenuhnya dilakukan eksplorasi. PTFI mencatat cadangan yang ada saat ini bisa ditambang hingga 2052.

Setidaknya, masih terdapat sumber daya potensial yang tersimpan sebanyak 3 miliar ton untuk dikembangkan. Berkat cadangan tersebut, potensi pendapatan bagi pemerintah bisa mencapai US$ 80 miliar hingga 2041.

PTFI pun sudah berencana menambah investasi hingga 2041. Investasi yang digelontorkan sebesar US$ 18,6 miliar, termasuk pembangunan smelter kedua di Gresik, Jawa Timur. "Dalam 20 tahun ke depan kita berencana menggelontorkan hampir US$ 20 miliar, yang mana US$ 3 miliar untuk pembangunan smelter di Gresik," ujar Adkerson.

Bahkan, Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) meyakini cadangan mineral mulai dari emas hingga tembaga yang ada di tambang Grasberg, Freeport bisa lebih dari 20 kali lipat dari yang ada saat ini.

Potensi tersebut, kata Presiden Jokowi, dapat dimanfaatkan di dalam negeri, sehingga bisa menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya bagi masyarakat.

"Saya meyakini bisa 20 kali, kadang tidak saja bahan mentah, bukan tembaga, tapi emas juga kita kirim. Mana kita tahu? Nanti smelternya jadi emasnya mungkin lebih banyak dari tembaganya tapi kita belum tahu karena ada produksi di smelter," katanya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Wow! 50 Tahun Beroperasi, Produksi Emas Freeport Capai 1.900 Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular