Surplus Dagang RI Menciut hingga US$ 870 Juta, Ini Biang Keroknya!

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
15 March 2024 10:00
Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Jumat (15/3/2024). (Tangkapan layar Youtube BPS)
Foto: Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Jumat (15/3/2024). (Tangkapan layar Youtube BPS)

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 mengalami surplus US$ 870 juta, lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya US$ 2,02 miliar. Surplus ini juga turun tajam dibandingkan surplus US$ 5,48 miliar pada Februari 2023.

Penurunan surplus ini dipengaruhi oleh turunnya ekspor dan naiknya impor. Ekspor dibanding Februari 2023 nilai ekspor turun sebesar 9,45 secara tahunan dan impor naik hingga 15,83% secara tahunan.

"Surplus neraca perdagangan Indonesia Februari 2024 terutama berasal dari sektor nonmigas US$2,63 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,76 miliar," ungkap Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, Jumat (15/3/2024).

Amalia mengatakan neraca perdagangan Indonesia telah mencetak surplus selama 46 bulan beruntun sejak Mei 2020. Namun, Amalia mengatakan menjadi catatan surpus Februari 2024 ini relatif lebih rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

"Surplus neraca perdagangan Februari 2024 lebih ditopang surplus komoditas nonmigas yaitu US$ 2,63 miliar penumbangan bahan bakar mineral lemak dan minyak hewan nabati dan besi baja," katanya.

Amalia menjelaskan surplus neraca perdagangan nonmigas pada Februari lalu tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Januari 2024 dan Februari tahun 2023..

Pada saat yang sama, neraca perdagangan komoditas migas defisit US$ 1,76 miliar. Menurut BPS, penyumbang defisit berasal dari hasil minyak dan minyak mentah.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: BPS: Surplus Neraca Dagang RI Mei 2025 Sebesar USD 4,3 Miliar

Next Article Nah! Ini Penyebab Impor RI Turun di Desember 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular