
Anwar Ibrahim Tiba-Tiba Ngamuk & Caci Barat, Kenapa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar tiba-tiba "mengamuk". Ia menuding para pemimpin Barat menerapkan hukum internasional secara selektif.
Pasalnya mereka mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina. Tetapi sayangnya, negara-negara tersebut tidak mendukung gencatan senjata dalam perang Israel-Gaza.
Hal ini dikatakan Anwar saat berpidato di Australian National University di Canberra pada Kamis waktu setempat. Pemimpin 76 tahun itu mengatakan bahwa, selama enam dekade, Barat telah memberikan "kekuasaan penuh" kepada Israel untuk terus "pembunuhan besar-besaran warga Palestina."
"Sayangnya, tragedi memilukan yang terus terjadi di Jalur Gaza telah memperlihatkan sifat 'mementingkan diri sendiri dari yang paling tahu nilai, yang paling bangga akan aturan," kata Anwar, seperti dikutip RT, Jumat (8/3/2024).
Ia menyebut respons yang berbeda dan inkonsistensi negara-negara Barat terhadap konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Gaza tidak masuk akal. Anwar menyebut bodoh jika percaya bahwa negara-negara lain, termasuk di Indo-Pasifik, tidak akan melihat adanya inkonsistensi dalam penerapan hukum internasional.
Ia pun mendesak Australia untuk mengembalikan pendanaan untuk badan bantuan PBB UNRWA di Gaza. Apalagi UNRWA dibutuhkan warga Gaza.
Sebelumnya, Australia, Kanada, Jerman, Amerika Serikat (AS), Inggris, Jepang, Belanda dan negara-negara lain menangguhkan pendanaan untuk UNRWA awal tahun ini. Pemutusan pendanaan terjadi setelah badan tersebut meluncurkan penyelidikan atas tuduhan bahwa 12 anggota staf telah berpartisipasi dalam serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Konflik Gaza meningkat pada tanggal 7 Oktober setelah kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan mendadak lintas batas terhadap Israel. Peristiwa itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 orang.
Sebagai tanggapan, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan operasi darat di daerah kantong Palestina. Lebih dari 30.000 orang telah tewas dalam serangan tersebut, dan PBB telah memperingatkan akan terjadinya krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan kekurangan makanan dan obat-obatan yang parah.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PM Malaysia Anwar Ibrahim Bakal Ketemu Bos Hamas, Ada Apa?