Tak Terduga, Papua Ternyata Simpan Listrik Kapasitas Raksasa dari Air
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan atau energi 'bersih' yang besar dalam bentuk energi air di wilayah Papua. Gak tanggung-tanggung, potensinya sekitar 8 Giga Watt (GW) hingga 10 GW.
Hal itu seperti yang diungkapkan oleh Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu. Dia mengatakan Papua memiliki potensi sumber energi air yang besar namun belum diikuti oleh penyerapan atau demand di wilayah tersebut.
"Kita kan ada di Papua, ini kita buka ya Bu, ini nanti ya, ada potensi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang cukup besar di sana dan demandnya belum ada dan Pak Menteri sudah memikirkan ke situ, segera dimanfaatkan dan salah satunya adalah untuk hidrogen dan amonia, dibuat studinya gitu ya," beber Jisman, dikutip Jumat (23/2/2024).
Adapun, Jisman nmengungkapkan bahwa saat ini sudah ada negara lain yang 'melirik' potensi PLTA di Papua, yang mana dia menyebutkan negara tersebut adalah Jepang. Namun, Negara Matahari Terbit tersebut menginginkan jika potensi PLTA di Papua tersebut bisa dibangun dengan harga listrik yang terjangkau.
"Tadi sudah ngomong-ngomong sama pawang hidrogen tadi, bahwa pihak Jepang sudah menginginkan asal harga listriknya mungkin di sekitar ya kalau saya sebut sekitar 4 sen masih diabsorb untuk harga hidrogennya," jelas Jisman.
Lebih lanjut, Jisman mengatakan bahwa potensi PLTA yang terkandung di Papua tidak main-main, bahkan hingga 10 GW besarnya. Dengan begitu, pihaknya saat ini tengah memikirkan bagaimana potensi tersebut bisa terserap, salah satunya dengan membangun industri di wilayah tersebut.
"Jadi ada potensi yang besar. angkanya 8-10 GW jadi demandnya kecil di sana. Ada dua cara apakah nanti industri kita datangkan ke sana ketika mau bangun PLTA di sana yang sangat besar. Karena kan semakin besar keekonomian kan harga listrik semakin turun. Ini juga apakah industri kita datangkan untuk produksi hidrogen ini kemudian mungkin ditambah dengan amonia dan bisa diekspor atau untuk dalam negeri seperti ini, ada untuk transportasi, ada juga untuk pembangkit kita," tandasnya.
(pgr/pgr)