RI Punya Potensi Pembangkit Air Hingga 10 Giga Watt di Papua

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
22 February 2024 16:40
Bendungan PLTA Sigura-gura milik PT Inalum Operating
Foto: Bendungan PLTA Sigura-gura milik PT Inalum Operating. (Doc PT Inalum Operating)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan atau energi 'bersih' yang besar dalam hal ini Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di wilayah Papua. Gak tanggung-tanggung, potensi PLTA tersebut bisa mencapai 8 Giga Watt (GW) hingga 10 GW.

Plt. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu mengatakan Papua memilliki potensi sumber energi air yang besar. Namun sayangnya belum diikuti oleh penyerapan atau demand di wilayah tersebut.

"Kita kan ada di Papua, ini kita buka ya, ini nanti ya, ada potensi PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) yang cukup besar di sana dan demandnya belum ada dan Pak Menteri sudah memikirkan ke situ, segera dimanfaatkan dan salah satunya adalah untuk hidrogen dan amonia, dibuat studinya gitu ya," beber Jisman dalam acara peresmian Hydrogen Refueling Station (HRS) di Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (21/2/2024).

Adapun, Jisman nmengungkapkan bahwa saat ini sudah ada negara lain yang 'melirik' potensi PLTA di Papua, yang mana dia menyebutkan negara tersebut adalah Jepang. Namun, Negara Matahari Terbit tersebut menginginkan jika potensi PLTA di Papua tersebut bisa dibangun dengan harga listrik yang terjangkau.

"Tadi sudah ngomong-ngomong sama pawang hidrogen tadi, bahwa pihak Jepang sudah menginginkan asal harga listriknya mungkin di sekitar ya kalau saya sebut sekitar 4 sen masih diabsorb untuk harga hidrogennya," jelas Jisman.

Lebih lanjut, Jisman mengatakan bahwa potensi PLTA yang terkandung di Papua tidak main-main, bahkan hingga 10 Giga Watt (GW) besarnya. Dengan begitu, pihaknya saat ini tengah memikirkan bagaimana potensi tersebut bisa terserap, salah satunya dengan membangun industri di wilayah tersebut.

"Jadi ada potensi yang besar. angkanya 8-10 GW jadi demandnya kecil di sana. Ada dua cara apakah nanti indutri kita datangkan ke sana ketika mau bangun PLTA di sana yang sangat besar. Karena kan semakin besar keekonomian kan harga listrik semakin turun. Ini juga apakah industri kita datangkan untuk produksi hidrogen ini kemudian mungkin ditambah dengan amonia dan bisa diekspor atau untuk dalam negeri seperti ini, ada untuk transportasi, ada juga untuk pembangkit kita," tandasnya.


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Kekeringan Panjang, Gimana Nasib PLTA di RI?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular