
Kementan Jelaskan Masalah Kemandirian Pangan yang Disorot Mahfud MD

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Pertanian (Kementan) menyebut kemandirian pangan di Indonesia bisa tercapai asalkan faktor-faktor utama yang memengaruhi tersedia. Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Prihasto Setyanto saat ditanya soal pembahasan dalam debat calon wakil presiden yang digelar hari Minggu, 21 Januari 2024.
Di mana, impor pangan menjadi salah satu topik bahasan dalam debat antara calon wakil presiden nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka dan calon wakil presiden nomor urut 03 Mahfud MD. Dalam debat itu, Mahfud mempertanyakan impor pangan yang masih terjadi hingga saat ini. Padahal saat debat calon presiden (capres) tahun 2019, Presiden Jokowi berjanji tidak akan melakukan impor.
"Indonesia bisa mandiri pangan. Syaratnya, ya jelas pertama pupuk itu harus tersedia. Yang kedua, benih-benih bermutu itu harus tersedia. Ketiga, mekanisasi," kata Prihasto kepada CNBC Indonesia, Senin (22/1/2024).
Namun, imbuh dia, kondisinya saat ini diperparah dengan situasi perubahan iklim.
"Sekarang kan kita dihadapkan dengan situasi perubahan iklim, di mana periode musim hujan kadang itu pendek, musim kemarau panjang. Nah pada saat musim hujan kan tanam harus cepat, kan gitu. Untuk bisa percepatan tanam kan harus dengan mekanisasi. Jadi, tadi syaratnya itu pupuk dan benih harus tersedia, terus mekanisasi itu harus dilaksanakan. Karena lahan kita masih cukup luas," lanjutnya.
Sementara itu mekanisasi yang dimaksud Prihasto, yakni dengan menyediakan traktor dan combine harvester atau mesin panen yang dapat memotong, memegang, merontokkan, dan membersihkan gabah dalam satu waktu.
"Mekanisasi yang pertama traktor, baik traktor roda dua maupun roda empat untuk lahan-lahan. Terus alat panennya yang combine harvester itu, dengan combine harvester panen jadi lebih cepat. Kalau cepat dipanen otomatis kan bisa cepat diolah lagi lahannya. Itu dia harus dengan mekanisasi. Karena periode musim hujannya semakin pendek tidak seperti dulu, dengan adanya perubahan iklim," ujarnya.
Kemudian, terkait berapa lama waktu yang harus ditempuh Indonesia untuk bisa mencapai kemandirian pangan, kata Prihasto, perlu dilakukan upaya bersama-sama, tidak bisa hanya Kementan yang bergerak sendiri, sehingga ia mengaku belum bisa memprediksi kapan tepatnya Indonesia bisa segera mandiri pangan.
"Bisa (mandiri pangan). Tapi ya kalau berapa lamanya ini kan harus sama-sama, harus bergerak bersama-sama. Dan kenyataannya kita bersama-sama dalam arti mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, semua harus bergerak bersama-sama untuk mendukung upaya kita mencapai kemandirian pangan," ucapnya.
Meskipun seluruh pemangku kepentingan telah kompak, lagi-lagi Prihasto menyebut perubahan iklim akan mengganggu proses jalannya Indonesia menuju kemandirian pangan.
"Tetapi, ini akan terkendala apabila iklimnya berubah. Ya walaupun kita anggaran cukup, terus pemerintah daerah dan pemerintah pusat kompak, tapi kalau iklimnya tidak mendukung ya repot juga," tukasnya.
Debat Mahfud-Gibran
Seperti diketahui, debat tersebut, Mahfud mempertanyakan impor pangan yang masih terjadi hingga saat ini. Bahkan, kata Mahfud, banyak mafia pangan dalam importasi pangan.
"Secara lebih mendasar saya ingin menanyakan Mas Gibran dengan hormat posisi Anda sebagai cawapres, bagaimana tentang konsep Trisakti Bung Karno terkait kemandirian?" tanya Mahfud ke Gibran dalam Debat Cawapres malam kemarin, Minggu (21/1/2024).
Menanggapi pertanyaan itu, Gibran mengatakan, sejak 2019 hingga 2022, Indonesia sudah swasembada beras. Tahun 2023 impor dilakukan karena El Nino.
"Dan ini terjadi di sebagian besar belahan dunia. Kuncinya sekarang bagaimana kita bisa bekerja sama melakukan ekstensifikasi lahan dan intensifikasi lahan di tingkat desa, di tingkat nasional secara efektif," ujar Gibran.
Menurutnya, pupuk adalah kunci. Oleh karena itu, kemarin ada pembangunan pabrik pupuk di Fakfak, Papua Barat, untuk meningkatkan produktivitas. "Lalu mekanisasi. Ini kalau tidak ada mekanisasi produktivitasnya tidak meningkat, ada Combine Harvester dan Rice Milling Unit. Ini wajib untuk meningkatkan produktivitas sekaligus mengurangi food loss atau food waste," kata Gibran.
(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ditanya Gibran Soal SGIE, Cak Imin: Kebetulan Lupa!
