India Tiru Jurus Soeharto, Kini Jadi Raja Beras Dunia!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
Selasa, 26/12/2023 19:45 WIB
Foto: Ilustrasi beras. (Freepik)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pengelolaan pertanian, khususnya beras, di Indonesia pada zaman Orde Baru era kepemimpinan Presiden Soeharto rupanya menjadi inspirasi bagi banyak negara lainnya. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas).



Pada September lalu, selepas pulang dari India, Zulhas mengungkapkan rahasia di balik kesuksesan negara tersebut dalam mengembangkan pertaniannya. Selama ini, India dikenal sebagai salah satu negara penghasil beras dan juga pengekspor terbesar di dunia.

"India 1,4 miliar orang bisa surplus, lebih. Saya tanya Kementerian Perdagangannya, semua pakai koperasi, gak konglomerasi, seluruh pertanian koperasi. Pupuk dia gak pakai pabrik pupuk kaya kita, tapi pupuk dibuat oleh koperasi-koperasi, tapi penelitian oleh pemerintah. Pupuk pakai pil segini bisa untuk 2 hektare dikasih air, diproduksi koperasi-koperasi," kata Zulhas dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, beberapa waktu lalu.

Kebijakan itu demi mengamankan stok serta menghindari penipisan stok pangan di dalam negeri, apalagi untuk ukuran India dengan jumlah penduduk yang mencapai miliaran orang. Zulhas pun mengingat kebijakan itu seperti metode Indonesia dalam masa Orde Baru.

"Tapi kebijakan gak ada yang ambigu, pokoknya petani disubsidi habis-habisan. Semua pupuk, bunga semua, gak ada tawar, untuk dalam negeri (soal) makan mereka habis-habisan, kira-kira seperti Orde Baru. Irigasi, pupuk. Kita kan pupuk diatur terlalu banyak, begitu sawah perlu pupuk, petani pupuknya gak ada, kalau panen pupuknya ada. (Masalah) ini gak kelar-kelar," ujar Zulhas.

Bukan hanya India, negara ASEAN lainnya seperti Vietnam juga menjadi negara yang surplus dalam pertanian, khususnya beras. Salah satu kunci kesuksesan mereka ialah keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertanian.

"Di Vietnam tanah pertanian lebih tinggi dari Taman Nasional. Jadi pertanian gak boleh jadi perumahan, pabrik. Kalau sudah sawah gak boleh diubah-ubah selamanya. Kita ada undang-undang tapi ya masih gitu saja. Kalau kita serius, bisa," kata Zulhas.

Namun, Indonesia tidak bisa lagi terlalu menggantungkan diri terhadap impor dari negara lain. Sebab, masing-masing negara tengah mengetatkan kebijakan ekspor demi mengamankan stok dalam negeri. Faktor El Nino juga menjadi pertimbangan lain.

"Vietnam kurangi tanam berasnya karena El Nino kering. Padi banyak makan air. Jadi tanam padi (awalnya) dua musim jadi satu musim karena surplus," ungkap Zulhas.



(miq/miq)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Vietnam Resmi Jadi Negara Ke-10 Mitra BRICS