Ssst.. Ada Jejak Orba di Balik India Jadi Raja Beras Dunia

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
01 October 2023 16:45
A farmer in a paddy field in Assam, India.
Foto: Xinhua News Agency | Xinhua News Agency | Getty Images

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan buka-bukaan soal strategi India bisa menjadi salah satu produsen beras terbesar di dunia. Dia mengatakan strategi yang dipakai oleh negeri Bollywood itu mirip dengan yang diterapkan oleh Presiden ke-2 RI Soeharto.

Zulkifli mengatakan strategi yang dimaksud adalah pemerintah memberikan subsidi yang tidak tanggung-tanggung kepada petani. "Kebijakan enggak ada yang ambigu, pokoknya petani disubsidi habis-habisan. Semua pupuk, bunga, semua enggak ada tawar, untuk dalam negeri soal makan mereka habis-habisan, kira-kira seperti Orde Baru irigasi pupuk," kata Zulkifli dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (4/9/2023).

Zulkifli mengaku terheran-heran dengan keberhasilan India dalam swasembada pangan, kendati jumlah penduduknya mencapai 1,4 miliar orang. Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu mengatakan sampai bertanya langsung kepada Kementerian Perdagangan India.

Menurut dia, kunci keberhasilan India dalam swasembada pangan terletak pada manajemen industri pertanian yang mengandalkan koperasi, bukan konglomerasi. "Semua pakai koperasi, enggak konglomerasi, seluruh pertanian koperasi," kata dia.

Menurut Zulkifli, peran koperasi di India sangat luas, bahkan sampai pada distribusi dan produksi pupuk. Menurut dia, pupuk di India tidak dihasilkan oleh perusahaan besar, melainkan oleh koperasi. Koperasi-koperasi inilah yang kemudian mendistribusikan pupuk tersebut kepada petani. Pemerintah, kata dia, hanya mengambil peran untuk penelitian dan pengembangan.

"Pupuk dia enggak pakai pabrik pupuk kaya kita, tapi pupuk dibuat oleh koperasi dan penelitian oleh pemerintah," kata dia.

Zulhas mengatakan strategi itu berbeda dengan yang diterapkan oleh Indonesia. Menurut dia, birokrasi perpupukan di Indonesia terlalu ribet. Hasilnya, kata dia, stok pupuk bisa hilang ketika masa penanaman dan baru tersedia ketika masa panen.

"Kita kan pupuk diatur terlalu banyak, begitu sawah perlu pupuk petani pupuknya gak ada, kalau panen pupuknya ada. Ini gak kelar-kelar," kata dia.

Dia mengatakan bukan hanya India, negara ASEAN lainnya seperti Vietnam juga menjadi negara yang surplus dalam pertanian, khususnya beras. Salah satu kunci kesuksesannya adalah keseriusan pemerintah dalam mengembangkan pertanian.

"Di Vietnam tanah pertanian lebih tinggi dari Taman Nasional. Jadi pertanian gak boleh jadi perumahan, pabrik, kalau sudah sawah gak boleh diubah-ubah selamanya. Kita ada undang-undang tapi ya masih gitu aja. Kalau kita serius bisa," sebut Zulhas.

Namun, Indonesia tidak bisa lagi terlalu menggantungkan diri terhadap impor dari negara lain. Pasalnya, masing-masing negara tengah mengetatkan kebijakan ekspor demi mengamankan stok dalam negeri. Faktor El Nino juga menjadi pertimbangan lain. "Vietnam kurangi tanam berasnya karena El Nino kering, padi banyak makan air, jadi tanam padi (awalnya) 2 musim jadi 1 musim karena surplus," ungkap Zulhas.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 25 Tahun Krisis: Negara Lagi Genting, Presiden ke Luar Negeri

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular