Internasional

Perang Sana-Sini, Wamenlu Ungkap Jurus Diplomasi Ekonomi RI

Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
15 November 2023 18:55
Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury saat menggelar konferensi pers terkait ASEAN Indo Pasific Forum yang diselenggarakan saat KTT ke-43 ASEAN di Jakarta pada Selasa (5/9/2023). (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)
Foto: Wamenlu Pahala Mansury (CNBC Indonesia/Faisal Rahman)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan terus terjadi di beberapa kawasan dunia. Beberapa yang paling panas adalah konflik Israel-Hamas di Timur Tengah, perang Rusia-Ukraina yang menyeret Barat, serta klaim China di Laut China Selatan (LCS).

Menanggapi situasi ini, Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala Mansury, menyampaikan bahwa saat ini memang terjadi peningkatan tensi geopolitik dan geoekonomi di dunia. Dengan kondisi ini, Pahala menuturkan Indonesia terus berupaya mengurangi resiko dari peningkatan tensi yang berkembang.

"Khususnya resiko yang terkait dengan global supply chain tentunya beberapa negara juga ingin mengurangi ketergantungan pada negara negara tertentu seperti misalnya yang terjadi di Eropa dengan apa yang terjadi di Ukraina punya dari Eropa ingin mengurangi ketergantungan energi yang selama ini diperoleh dari Rusia," paparnya dalam sebuah wawancara dengan CNBC Indonesia, Rabu (15/11/2023).

"Beberapa negara-negara lain yang juga pada saat ini mungkin memiliki ketergantungan terhadap produk-produk semikonduktor ataupun komponen yang berasal dari China."

Pahala menuturkan posisi Indonesia saat ini juga sedang melihat peluang untuk bisa menjadi bagian dari supply chain dunia pada saat negara-negara lain mengurangi ketergantungan mereka kepada negara-negara tertentu. Ini juga disebabkan kekayaan alam Indonesia yang melimpah, khususnya mineral kritis.

"(Ini akan dicapai) melalui desain diplomasi ekonomi yang pada saat ini memang sedang kita susun untuk bagaimana kita bersama-sama memanfaatkan untuk bisa Indonesia menjadi kekuatan ekonomi," tambahnya.

"Saat ini Indonesia sudah masuk dalam peringkat nomor 15 kita berharap juga tentunya di tahun 2045 nanti akan menjadi negara yang berada di peringkat 5 dari sisi kekuatan ekonomi dunia tentunya perlu dilakukan upaya upaya diplomasi ekonomi agar dapat mencapai hal tersebut."

Selain itu, Pahala juga menyampaikan terkait peran BUMN yang juga diminta untuk terlibat dalam perjalanan diplomasi ekonomi RI. Ini agar Indonesia dapat menciptakan kemandirian dan ketahanan, utamanya di sektor energi, pangan, dan kesehatan.

Lebih lanjut, ia menekankan peran Indonesia yang terus mencari mitra-mitra dagang non tradisional untuk mengisi neraca perdagangannya dengan RI di tengah ketegangan global.

"Salah satu negara yang mengalami pertumbuhan perdagangan yang sangat tinggi antara Indonesia adalah negara India pada saat ini sudah masuk menjadi negara nomor 4 dari sisi neraca perdagangannya. Secara keseluruhan (neraca naik) dari negara yang berada di kawasan Asia Selatan seperti misalnya India, Bangladesh, Pakistan, dan Sri Lanka."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Pahala Mansury, Wamenlu Baru Andalan Jokowi!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular