Ini Alasan Bos Promotor Musik Tolak Larangan Sponsor Rokok

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
15 November 2023 21:50
Ilustrasi Konser. (Dok. Freepik)
Foto: Ilustrasi Konser. (Dok. Freepik)

Jakarta, CNBC IndonesiaPengusaha penyelenggara konser musik alias promotor musik menolak rencana pemerintah yang akan melarang produsen produk tembakau dan rokok elektronik memberikan sponsorship. Rencananya, larangan ini akan diatur dalam aturan pelaksana turunan Undang-undang (UU) No 17/2023 tentang Kesehatan yang saat ini sedang dalam pembahasan oleh pemerintah.

Promotor menyebut, larangan ini akan berdampak kelangsungan pelaksanaan suatu event. Di mana, dampaknya akan berbeda tergantung skala dan lokasi, sehingga event di Jakarta tak bisa jadi acuan. 

Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Java Festival Production Dewi Gontha mengatakan peranan sponsor dari perusahaan rokok dalam industri musik sangat besar. Dia mengatakan peranan sponsor secara umum adalah untuk mensubsidi penyelenggaraan sebuah acara atau mensubsidi harga tiket.

"Kalau menurut saya, (sponsor) rokok itu peranannya masih besar banget di industri kita, sejujurnya. Dan fungsi mereka maupun sponsor lainnya secara general (umum) itu adalah mensubsidi penyelenggaraan sebuah acara atau mensubsidi harga tiket," kata Dewi kepada CNBC Indonesia dikutip Rabu (15/11/2023).

"Kalau kita bicara di daerah pun. Menurut saya pribadi, support rokok itu masih gede banget, artinya belum tentu semua produk mau mensponsori event musik atau mungkin event musik tertentu yang mereka mau, mungkin sebagian tidak," tambahnya.

Harus Ada Pengganti

Menurut Dewi, dari awal industri musik itu terbangun, industri rokok merupakan salah satu industri yang selalu men-support industri musik. "Jadi, kalaupun memang ini aturannya dikeluarkan, boleh nggak sih kita dikasih alternatif penggantinya apa?" ujarnya.

Dewi mengatakan, dirinya sempat berbincang dengan seseorang yang sudah mendalami terkait hal ini, katanya, kalau di negara lain jika ada suatu aturan yang dikeluarkan maka pemerintah tersebut juga berkewajiban mencari aturan pengganti yang bisa menggantikannya.

"Misalnya, perusahaan jenis A tidak boleh, maka perusahaan jenis B harus membuat komitmen kontribusi terhadap industri yang sama (dengan) sebesar jumlah yang sama. Jadi ada penggantinya, memang ada aturan begitu," tutur dia.

Efek ke Ekonomi

Sementara itu, Dewi juga menyinggung ihwal industri musik yang baru mulai bergerak lagi pasca pandemi Covid-19. Menurutnya, masih banyak sekali ruang untuk industri musik berkembang dan perlu banyak sekali dukungan dari seluruh pihak, bukan hanya pelaku usahanya sendiri.

"Kalau kita bicara dengan, berapa banyak sih orang yang bekerja di industri ini? Lumayan sih kalau menurut kita, dan kalau kita bicaranya dampak ekonomi, otomatis semua pekerjanya kena dampak, dan kalau terhadap sebuah event yang cukup signifikan ukuran bahkan yang tidak signifikan ukuran, yang kecil-kecil pun tetap terkena dampak," ujarnya.

Selain berdampak ke industri musik, Dewi juga menyampaikan efek domino jika peraturan ini disahkan nantinya. Dia menyebut industri perhotelan, transportasi, makanan dan minumannya juga akan ikut terpengaruh dengan adanya peraturan baru tersebut.

"Itu selalu kena impact, mau besar mau kecil. Event yang 40 ribu orang, sama event yang seribu orang tetap perlu penginapan, tetap perlu transportasi, tetap perlu makanan dan minuman. Jadi ini di luar orang-orang yang memang bekerja langsung dalam sebuah acara (musik)," ucapnya.

Efek ke Harga Tiket & Industri Musik

Dewi tak menampik adanya sponsor pasti akan memengaruhi harga tiket. Sehingga, dengan adanya sponsor tersebut, harga tiket event musik bisa jadi lebih murah.

"Bahwa pengaruh sponsor, tidak spesifik rokok ya, jadi pengaruh sponsor apapun itu akan mempengaruhi beberapa hal, salah satunya adalah harga tiket. Apakah nanti kalau rokok nggak ikut sponsori lagi harga tiketnya menjadi 2-4 kali lipat (lebih mahal)? Nggak juga, cuma ini kan berkurang satu industri yang tidak men-support lagi. Artinya kan meskipun kita mendapatkan penggantinya atau kalau tidak ada penggantinya ya otomatis dia harus dikompensasi kan di sebuah tempat. Karena kan sebuah acara itu perlu biaya yang tidak kecil, apalagi kalau skalanya besar," jelasnya.

Dewi mengatakan, harus diakui kontribusi sponsor rokok terhadap industri musik sangat besar dan berpengaruh terhadap perkembangan industri musik.

"Apakah (sponsor dari industri) yang lain tidak bisa? Nggak bisa dari sponsor lain? Bisa, bisa kok bisa, cuma balik lagi, kalau biasanya kita di-support mereka. Dan saya pengalaman pribadi saja, awalnya kita memulai festival, kita nggak punya pengalaman, kita nggak tahu cara bikin festival, yang pertama kali support kita adalah perusahaan rokok, yang mengambil resiko," kata Dewi.

Dewi meyakini, bukan hanya event atau festival musik yang dikelolanya saja yang pernah mendapatkan support penuh dari perusahaan rokok, melainkan banyak event atau festival musik lain yang juga memiliki pengalaman serupa dengannya.

"Artinya kan banyak ya, mereka.. Kita nggak mungkin satu-satunya perusahaan yang diawali dari support perusahaan rokok, pasti banyak yang lain juga. Itu sih pribadi kalau opini saya," tukasnya.

Tak Setuju

Dewi menegaskan, jika dirinya ditanya setuju atau tidak setuju dengan adanya RPP atau aturan baru terkait rokok tersebut, dia dengan tegas mengatakan tidak setuju.

"Jadi, sekali lagi kalau ditanya setuju atau tidak setuju, sejujurnya saya tidak setuju kalau sampai ini dilarang. Menurut saya, kita masih perlu cari alternatif," tegas Dewi.

Lebih lanjut, Dewi mengatakan, ada event yang memang skalanya sudah besar mungkin promotor event musik tersebut sudah tidak butuh sponsor yang banyak. Namun, lain halnya dengan event musik dengan skala lebih kecil, yang mana pengaruh sponsor masih sangat berpengaruh untuk berjalan lancarnya acara.

"Kalau skalanya sudah besar banget mungkin nggak butuh sponsor terlalu banyak. Mungkin penjualan tiketnya bisa harganya mahal karena artisnya besar. Tapi kan tidak semua event seperti itu. Ada juga event yang skalanya lebih kecil, yang support (sponsor) nya masih sangat pengaruh untuk mereka bisa jalan. Jadi, nggak bisa acuannya event di Jakarta," pungkasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RPP Kesehatan Banyak Larangan, Pengusaha Rokok Bilang Begini

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular