
Produksi Minyak RI Anjlok Terus, Gimana Peran SKK Migas?

Jakarta, CNBC Indonesia - Produksi minyak nasional hingga kini masih belum menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Padahal, pemerintah mempunyai target produksi sebesar 1 juta barel minyak per hari dan 12 bscfd gas di tahun 2030.
Ketua Komite investasi Aspermigas Moshe Rizal menilai turunnya produksi migas nasional perlu menjadi perhatian bersama.
Oleh sebab itu, ia pun mendorong Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) selaku regulator di sektor hulu, untuk dapat mempermudah proses-proses yang perlu dilalui Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Khususnya dalam menjalankan aktivitasnya di Indonesia.
"Perlu untuk SKK Migas mengambil kembali perannya sebagai pemegang hak kuasa tambang, yaitu bertanggung jawab dalam pengurusan perizinan dan pembebasan lahan, KKKS sesuai namanya hanyalah kontraktor pemerintah yang bertanggung jawab segala hal-hal teknis dan juga pendanaannya," kata Moshe kepada CNBC Indonesia, Senin (6/11/2023).
Terpisah, Founder & Advisor ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menilai peran SKK Migas lebih kepada pengawasan. Terutama terhadap aspek manajemen dan operasional dari wilayah kerja atau lapangan minyak yang ada, serta bagaimana memperlancar jalannya kegiatan operasional hulu migas.
"Jadi ya kembali lagi tergantung kepada lapangan tipe apa yang dikelola. Kalau lapangan mature ya pasti hanya akan bisa sebatas menahan laju penurunan produksi," ujar Pri.
Lebih lanjut, Pri Agung menjelaskan penurunan produksi minyak nasional yang saat ini terus terjadi disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya karena produksi migas RI yang masih mengandalkan lapangan-lapangan berumur tua.
Oleh sebab itu, kenaikan harga minyak mentah di kancah global tidak akan berpengaruh signifikan dalam kenaikan produksi. Hanya saja, kenaikan harga minyak akan membantu dari sisi keekonomian.
"Yang akan membuat produksi naik adalah kalau sudah ada investasi dan produksi dari lapangan-lapangan baru yang skalanya besar seperti sekelas Blok Cepu atau Rokan misalnya. Harus berhasil dulu eksplorasinya atau upaya EOR nya di lapangan besar sekelas itu, baru akan bisa naik produksi," kata Pri.
Sebagaimana diketahui, produksi minyak nasional hingga kini masih belum menunjukkan tren kenaikan yang positif. Padahal pergantian tahun dari 2023 menuju 2024 semakin dekat.
Mengutip data Kementerian ESDM, rata-rata produksi minyak per 4 November baru mencapai 571.280 barel per hari (bph). Sementara pemerintah memasang target produksi lifting minyak dalam APBN 2023 di level 660 ribu bph.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Semua Kompak! Ini Biang Kerok Turunnya Produksi Minyak RI
