Gawat! Harga Gula Meledak Parah, Ternyata Ini Biang Keroknya
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sejumlah komoditas pangan terpantau menanjak naik sejak awal tahun 2023, termasuk gula. Hari ini, Jumat (3/11/2023 pukul 12.30 WIB), Panel Harga Badan Pangan menunjukkan, harga gula terpantau mengalami kenaikan Rp40 dari pekan sebelumnya menjadi Rp16.050 per kg atau di atas harga acuan penjualan (HAP) di pasar Rp 14.500 per kg.
Ketua Gabungan Produsen Gula Indonesia (Gapgindo) Syukur Iwantoro menyebut ada beberapa faktor yang menyebabkan kenaikan harga pada komoditas penghasil rasa manis satu ini. Pertama, di dalam negeri saat ini sedang ada fenomena iklim El Nino atau musim kering ekstrim, terutama di sentra-sentra produksi tebu di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut Syukur, fenomena iklim El Nino telah berdampak negatif terhadap produktivitas tebu maupun rendemen gula. Ia memperkirakan produksi gula dalam negeri tahun ini turun sekitar 10%-15%.
"Faktor El Nino berdampak negatif terhadap produktivitas tebu maupun rendemen gula. Produksi gula dalam negeri tahun ini diperkirakan turun sekitar 10%-15%," kata Syukur kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/11/2023).
Faktor dari dalam negeri yang kedua, lanjutnya, disebabkan karena sarana input terutama pupuk, obat-obatan tanaman, biaya tenaga kerja tanam dan panen, serta biaya transport angkut tebu dan gula naik signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Tak hanya faktor dari dalam negeri saja, Syukur menyebut ada faktor dari luar negeri juga yang menyebabkan kenaikan harga pada gula sekarang ini.
"Negara produsen gula utama, terutama di Asia seperti India dan Thailand juga mengalami hal yang sama seperti di Indonesia, yaitu musim kering ekstrim atau El Nino, dan menyebabkan produksi mereka turun signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujarnya.
"Sehingga mereka pun lebih mengutamakan kebutuhan dalam negerinya. Dampaknya ekspor gula dari negara-negara tersebut juga berkurang signifikan," tambah Syukur.
Adapun Brasil, lanjut dia, sebagai negara produsen utama gula dunia juga cenderung mulai mengalihkan produksi gulanya menjadi produksi etanol. Dampaknya harga gula dunia terus melonjak tajam.
Syukur membeberkan, harga gula mentah atau raw sugar per 1 November 2023 sudah mencapai US$ 27,50 cent per pon spot New York. Sementara harga normal raw sugar dua tahun yang lalu masih berada di US$ 17 - US$ 18 cent per pon spot New York.
"Harga internasional untuk gula konsumsi atau white sugar per 1 November 2023 sudah melambung ke angka US$ 33,61 cent per pon spot London," ungkap Syukur.
Sementara itu, dalam upaya mengintervensi harga gula yang melambung tinggi, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, saat ini pihaknya masih mendorong untuk dilaksanakannya Rapat Koordinasi Terbatas (Rakortas) dengan Kemenko Perekonomian.
"Masih kita dorong untuk Rakortas (yang) dipimpin Kemenko Perekonomian. (Saat ini) masih menunggu jadwal," ujar Arief kepada CNBC Indonesia.
Nantinya, lanjut Arief, penugasan importasi gula akan diberikan kepada BUMN pangan yang akan diputuskan dalam Rakortas tersebut. "Biasanya (penugasan diberikan ke) ID Food dan PTPN (Perkebunan Nusantara)," tuturnya.
Arief menegaskan, yang paling utama saat ini adalah ketersediaan dari komoditas gula itu sendiri. "Saat ini nomor satu adalah Ketersediaan," tegas Arief.
(wur)