
Kampanye Lewat Medsos Juga Alasan Pasar Senen Sepi

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menduga turunnya permintaan atribut kampanye pada Pemilu 2024 disebabkan oleh media sosial. Dia menduga para kandidat banyak yang berpindah menggunakan media sosial sebagai media kampanye.
"Saya kira sangat berpengaruh," kata Tauhid dikutip pada Selasa (31/10/2023).
Tauhid mengatakan media sosial sebagai media kampanye sangat ampuh untuk menggaet pemilih dari kalangan menengah atas dan anak muda. Karena itu, dia menduga banyak kandidat baik capres-cawapres maupun caleg mulai mengarahkan dananya untuk kampanye di medsos.
"Kalangan muda sangat akrab dengan media sosial dan dunia digital," kata dia.
Dia menduga karena adanya media sosial ini, penjualan atribut kampanye seperti kaos dan bendera menjadi seret di Pemilu 2024. Dia mengatakan pada Pemilu 2019 penjualan alat peraga kampanye juga sudah mulai tergerus oleh kehadiran medsos. "Jadi kurang laku lagi kaos, kecuali untuk masyarakat menengah ke bawah," kata dia.
Sebelumnya, sejumlah penjual di Blok III Pasar Senen Jakarta Pusat mengeluhkan penjualannya menurun menjelang masa kampanye Pemilu 2024 ini.
Mardiati, pemilik kios Jasa Mandiri di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat menjadi salah satu pedagang yang merasakan penurunan penjualan ini. Menjelang masa kampanye ini, Mardiati biasanya bisa menerima order puluhan ribu kaos dari satu pembeli. Namun, saat ini satu pembeli rata-rata hanya memesan ribuan sampai ratusan barang keperluan kampanye. "Jauh banget bedanya dibandingkan pemilu sebelumnya," kata dia saat ditemui di kiosnya, Senin (30/10/2023).
Dia menilai sepinya pemesanan atribut kampanye belakangan ini tidak lazim. Sebab, saat Pemilu 2019 pemesanan atribut kampanye sudah mulai ramai sejak 2 tahun sebelum pelaksanaan pencoblosan. Namun sekarang, hingga 1 bulan menjelang masa kampanye kiosnya masih sepi.
![]() Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho) |
Perempuan 49 tahun itu mengatakan saat ini baru menerima pesanan dari partai dan calon anggota legislatif. Belum ada satupun tim calon presiden dan wakil presiden yang memesan atribut kampanye di tokonya. Dia memperkirakan mengalami penurunan omzet hingga 80% ketimbang gelaran Pemilu 2019.
Nasib serupa dialami Suwitri, pemilik Toko Win Jaya di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat. Dia mengatakan mengalami penurunan pemesanan hingga 70% dibandingkan Pemilu 2019. Dia mengatakan lazimnya sudah menerima pesanan sejak 1 tahun sebelum masa kampanye pemilu dimulai. Namun, pesanan pertama kepada tokonya baru datang pada bulan lalu. "Ini mepet banget ya. Kalau dulu orang pesan minimal 5 ribu kaos, sekarang yang pesan 1.000 aja cuma ada beberapa," kata dia.
(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pemilu 2019 Pasar Senen Ramai, Kini Pedagang Berurai Air Mata