Tangisan Pasar Senen

Pemilu 2019 Pasar Senen Ramai, Kini Pedagang Berurai Air Mata

Rosseno Aji Nugroho, CNBC Indonesia
31 October 2023 06:55
Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)
Foto: Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah pedagang atribut kampanye untuk pemilu mengalami penurunan penjualan yang sangat drastis menjelang gelaran Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Mereka memperkirakan jumlah pesanan turun hingga 80% dibandingkan gelaran Pilpres dan Pileg 2019.

Mardiati, pemilik kios Jasa Mandiri di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat menjadi salah satu pedagang yang terimbas penurunan penjualan ini. Dia mengatakan biasanya sudah menerima puluhan ribu kaos dan atribut kampanye lainnya dari satu orang pembeli. Namun, menjelang Pemilu 2024 ini, tokonya baru menerima ribuan pesanan atribut dari satu orang pembeli.

"Kita tuh sangat berharap ada pengunjung, ini mana enggak ada lagi, cuma orang toko yang lewat, kalau dipikir-pikir nangis loh kita," kata perempuan 49 tahun itu ditemui di kiosnya.

Dia menilai sepinya pemesanan atribut kampanye belakangan ini tidak lazim. Sebab, saat Pemilu 2019 pemesanan atribut kampanye sudah mulai ramai sejak 2 tahun sebelum pelaksanaan pencoblosan. Namun sekarang, hingga 1 bulan menjelang masa kampanye yang telah ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), kios Mardiati masih saja sepi.

Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)Foto: Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)
Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

KPU sudah jauh-jauh hari merilis jadwal proses Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif 2024. Pendaftaran untuk calon presiden dan wakil presiden bahkan sudah ditutup pada 25 Oktober 2023.

Rangkaian pemilu akan dilanjutkan dengan masa kampanye yang dijadwalkan dilakukan pada 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Masa kampanye inilah yang menjadi harapan para penjual atribut kampanye. Pada tahapan kampanye, capres-cawapres maupun partai membutuhkan berbagai alat peraga kampanye mulai dari kaos, bendera, hingga atribut lainnya. Masa kampanye akan diakhiri dengan masa tenang dan hari pencoblosan sendiri akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.

Mardiati mengatakan sejauh ini baru mendapatkan pesanan dari partai dan calon anggota legislatif. Menurut dia, belum ada satupun tim capres-cawapres yang memesan atribut kampanye di tokonya. Selain jumlah pesanan yang turun, Mardiati harus menghadapi pembeli yang sekarang suka meminta diskon. Tak punya pilihan, perempuan asal Sumatera Barat itu kerap kali mengiyakan keinginan langganannya. "Jauh, jauh banget dibandingkan Pemilu 2019," kata dia.

Nasib serupa dialami Suwitri, pemilik Toko Win Jaya di Blok III Pasar Senen, Jakarta Pusat. Dia mengatakan mengalami penurunan pemesanan hingga 70% dibandingkan Pemilu 2019. Tokonya menjual berbagai alat peraga kampanye, mulai dari kaos, topi, kartu nama, kalender hingga kemeja partai.

Dia mengatakan lazimnya sudah menerima pesanan sejak 1 tahun sebelum masa kampanye pemilu dimulai. Namun, pesanan pertama kepada tokonya baru datang pada bulan lalu. "Ini mepet banget ya. Kalau dulu orang pesan minimal 5 ribu kaos, sekarang yang pesan 1.000 aja cuma ada beberapa," kata dia.

Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)Foto: Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)
Situasi Pasar Senen, Jakarta Sepi Jelang Pemilu. (CNBC Indonesia/Rosseno Aji Nugroho)

Dari orang yang memesan, Suwitri mengatakan mendengar mengapa jumlah pesanan atribut kampanye tahun ini lebih rendah dibandingkan Pemilu terdahulu. Dia mengatakan partai tengah menghemat gara-gara dampak Covid-19. "Alasannya uangnya masih sulit sekarang, kalau dulu uang dari partai lebih gampang," kata dia.

Mardiati dan Suwitri bisa jadi lebih beruntung ketimbang Rofik, Pemilik Toko Davio di pasar yang sama. Rofik mengaku baru menerima pesanan berupa kartu nama, dan kalender. Belum ada yang memesan kaos atau atribut kampanye lain seperti rompi. "Paling baru ada yang nanya-nanya aja," ujar dia.

Pria 50 tahun itu menduga turunnya minat orang memesan dikarenakan nomor caleg yang belum juga mendapatkan kepastian. Dia mengatakan gara-gara itu, para caleg menjadi takut mencetak kaos, karena khawatir nomor urutnya bisa berubah. "Mungkin nanti jor-jorannya setelah penetapan nomor urut," kata dia berharap.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Barang Tak Laku, Pedagang Kaos Partai Rela Obral Harga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular