Minyak Diramal to The Moon, Menteri ESDM: Makin Sedih!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus mewaspadai potensi kenaikan harga minyak mentah global imbas konflik antara Hamas Palestina dengan Israel. Pasalnya, hal tersebut bisa membuat harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri turut melambung.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengaku saat ini tidak mengkhawatirkan potensi kenaikan harga minyak mentah akibat musim dingin. Namun, yang menjadi kekhawatiran adalah berlarutnya perang antara Hamas Palestina dengan Israel.
Oleh sebab itu, ia pun berharap agar perang yang saat ini masih berlangsung dapat segera berakhir, sehingga hal tersebut tidak berdampak pada harga minyak.
"Rusia hajar Ukraine naik, sekarang Israel mau hajar terus. Makin sedih," kata Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) meramal harga minyak mentah dapat melonjak hingga menembus US$ 150 per barel, terutama apabila kondisi perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas tak kunjung berakhir, atau malah makin meluas.
Jokowi berpesan agar seluruh pihak untuk waspada dan berhati-hati. Pasalnya, lonjakan harga minyak bisa berimbas pada sisi fiskal maupun moneter.
Dari sisi fiskal lonjakan harga minyak dapat membuat anggaran subsidi BBM membengkak. Selain itu, lonjakan harga minyak juga membuat inflasi melonjak, sehingga perlu adanya penyesuaian kebijakan moneter.
"Saya cek kemarin harga brent masih US$ 89 per barel, tapi kalau [perang] meluas seperti tadi yang saya sampaikan kita gak ngerti bisa mencapai US$ 150," ungkap Jokowi dalam pertemuan Selasa (24/10/2023).
Perlu diketahui, pada hari ini, Kamis (26/10/2023), harga minyak mentah WTI dibuka sedikit melemah 0,02% di posisi US$ 85,37 per barel, begitu juga dengan minyak mentah Brent dibuka turun 0,23% ke posisi US$ 89,92 per barel.
Pada perdagangan Rabu (25/10/2023), harga minyak mentah WTI ditutup melesat 1,97% di posisi US$ 85,39 per barel, begitu juga dengan minyak mentah Brent ditutup melonjak 2,34% ke posisi US$ 90,13 per barel.
Harga minyak naik sekitar 2% pada perdagangan Rabu, didukung oleh kekhawatiran mengenai konflik di Timur Tengah, namun kenaikan tersebut dibatasi oleh persediaan minyak mentah AS yang lebih tinggi dan prospek ekonomi Eropa yang suram.
(wia)