Harga Minyak Mulai Meredup, Ini Pemicunya

Firda Dwi Muliawati, CNBC Indonesia
06 May 2024 17:25
Minyak Bumi
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan pemicu dari melemahnya harga minyak mentah dunia saat ini yang terpantau berada di level US$ 78,06 per barel untuk jenis WTI dan US$ 82,89 per barel untuk Brent.

Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan, melemahnya harga minyak mentah dunia saat ini merupakan indikasi dari menurunnya permintaan dunia akan minyak mentah.

"Dulu sempat sudah di atas US$ 90 (per barel). Sekarang ada di kisaran US$ 83 (per barel). Ini kita mengindikasikan bahwa ini adalah kelemahan permintaan. Nah itu nanti kita lihat sektor mana. China juga kelihatannya agak naik ya," jelas Arifin saat ditemui di acara Musrenbangnas, JCC Jakarta, Senin (6/5/2024).

Arifin menjelaskan, eskalasi konflik geopolitik, khususnya yang terjadi di wilayah Timur Tengah, masih belum mereda. Dia juga mengatakan, kemungkinan konflik tersebut masih bisa meluas dan merembet pada melesunya pertumbuhan ekonomi.

"Kita kan melihat bahwa sekarang ini ya, eskalasi geopolitik belum turun ya. Nah ini kan bisa saja jadi konflik yang meluas. Nah tapi kemudian di lain sisi juga mungkin juga pertumbuhan, pertumbuhan ekonominya agak melemah," ungkapnya.

Dengan melemahnya pertumbuhan ekonomi, lanjut Arifin, hal itu bisa berdampak pada permintaan pasar akan minyak mentah ikut berkurang. Hal itu pun menjadi 'ketakutan' dunia yang sebelumnya juga sempat disinggung oleh Presiden RI Joko Widodo.

"Kalau melemah (perekonomian) ini kan demand kan pasti kurang kan? Kalau demand kurang kan daya beli kurang. Nah itu yang kita takut. Tapi di lain sisi, kalau permintaan kuat, itu harga akan naik. Ini dua sisi yang harus dijaga keseimbangannya," tambahnya.

Sebagai antisipasi dalam jangka panjang, Arifin mengatakan, yang akan dilakukan oleh pemerintah adalah mendorong eksplorasi minyak di dalam negeri yang lebih masif lagi.

"Nah itu kan kalau eksplorasi produksi baru kan, butuh waktu ya. Butuh waktu yang panjang. Jadi memang pertama kita harus efisiensi lah. Semuanya harus efisiensi, supaya kita nggak terlalu banyak... Itu yang jangka panjangnya, yang kita harus masif eksplorasi," tandasnya.

Di lain sisi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan pada acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Senin (6/5/2024). Dalam kesempatan itu, Jokowi mengungkapkan ketakutan yang dihadapi semua negara di dunia saat ini.

"Sekarang semua negara takut dan sangat ketakutan terhadap tiga hal. Yang pertama harga minyak, kedua masalah bunga pinjaman. Semua pada takut masalah itu karena begitu bunga pinjaman naik sedikit saja beban terhadap fiskal itu akan sangat, akan sangat besar," katanya.

Oleh sebab itu, Jokowi bilang pemerintah harus hati-hati dalam mengelola setiap rupiah pada anggaran yang dimiliki.

Pada perdagangan Jumat (3/5/2024), harga minyak mentah WTI ditutup anjlok 1,06% di posisi US$ 78,11 per barel, begitu juga dengan harga minyak mentah Brent turun 0,85% ke posisi US$ 82,96 per barel.

Harga minyak berakhir lebih rendah pada perdagangan Jumat, dan membukukan penurunan mingguan tertajam dalam tiga bulan karena investor mempertimbangkan lemahnya data pekerjaan AS dan kemungkinan waktu penurunan suku bunga The Federal Reserve (The Fed).

Investor khawatir bahwa biaya pinjaman yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama akan menghambat pertumbuhan ekonomi di AS, konsumen minyak terbesar di dunia, setelah The Fed memutuskan pekan ini untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil.

Pertumbuhan lapangan kerja AS melambat lebih dari perkiraan pada bulan April dan kenaikan upah tahunan menurun. Perekonomian AS menambahkan lapangan kerja pada tingkat yang lebih lambat pada bulan April sebesar 175.000 pekerjaan, lebih rendah dibandingkan dengan 315.000 pada bulan Maret.

Tingkat pengangguran juga meningkat menjadi 3,9% pada bulan April, naik dari 3,8% pada bulan sebelumnya, namun ini masih merupakan bulan ke-27 berturut-turut tingkat pengangguran berada di bawah 4%. Pertumbuhan pendapatan rata-rata per jam yang penting melambat menjadi 0,2% pada bulan tersebut.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Harga Minyak RI ICP Desember 2023 Turun ke US$ 75,51/Barel

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular