
Harga Minyak Melonjak Tembus US$ 92, Menteri ESDM: Ngeri!

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif angkat suara perihal harga minyak mentah dunia yang per hari ini, Rabu (13/9/2023) untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) dibuka pada level US$ 88,75 per barel dan untuk jenis Brent di level US$ 92,04 per barel.
Arifin mengatakan bahwa kian melonjaknya harga minyak mentah dunia ini sesuatu yang mengerikan.
"Sekarang harga minyak mentah sekarang berapa nih? US$ 92. Ngeri," ungkap Arifin saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Tak bisa dipungkiri lonjakan harga minyak bisa berpengaruh pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di dalam negeri. Terlebih, karena Indonesia kini berstatus net importir minyak.
Arifin pun mengimbau agar masyarakat juga efisien dalam menggunakan BBM, salah satunya yaitu menggunakan kendaraan pribadi hanya untuk kegiatan penting.
"Memang harus ada pemikiran sesuatu, supaya masyarakat juga kalau pakai kendaraannya harus yang ini-ini aja lah, yang betul-betul urgent," tambahnya.
Seperti diketahui, harga minyak melonjak mendekati 2% dan menjadi kenaikan tertinggi sepanjang 2023 hingga perdagangan hari Selasa kemarin karena prospek pasokan yang lebih ketat dan optimisme OPEC terhadap ketahanan permintaan energi di negara-negara besar.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tetap berpegang pada perkiraannya mengenai pertumbuhan permintaan minyak global yang kuat pada tahun 2023 dan 2024, dengan alasan bahwa negara-negara besar lebih kuat dari perkiraan. Laporan bulanan OPEC memperkirakan permintaan minyak dunia akan meningkat sebesar 2,25 juta barel per hari (bph) pada tahun 2024.
"Harga minyak mentah menguat setelah laporan bulanan OPEC menunjukkan pasar minyak akan menjadi lebih ketat dari perkiraan awal," berdasarkan catatan Edward Moya, analis pasar senior di perusahaan data dan analisis OANDA.
Untuk menjaga pasokan tetap terbatas, Arab Saudi dan Rusia pekan lalu memperpanjang pengurangan pasokan sukarela sebesar 1,3 juta barel per hari hingga akhir tahun. OPEC, Rusia dan produsen sekutunya dikenal sebagai OPEC+.
Anggota OPEC Libya menutup empat terminal ekspor minyak di wilayah timur karena badai mematikan, sementara anggota OPEC+ Kazakhstan mengurangi produksi minyak harian untuk pemeliharaan.
Badan Informasi Energi AS (EIA) memproyeksikan produksi minyak global akan meningkat menjadi 101,2 juta barel per hari pada tahun 2023 dan 102,9 juta barel per hari pada tahun 2024.
EIA memperkirakan persediaan minyak global akan turun hampir setengah juta barel per hari pada paruh kedua tahun 2023, menyebabkan harga minyak naik dengan harga Brent rata-rata US$ 93 per barel pada kuartal keempat tahun ini.
Ke depan, para trader minyak menunggu perkiraan pasokan dan permintaan dari IEA pada hari Rabu, dan data persediaan minyak AS dari American Petroleum Institute (API).
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak to the Moon Tembus US$90/Barel, ESDM Ketar-Ketir