Jokowi Rilis 6 Insentif Anti El Nino & Gejolak Ekonomi Global

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
Kamis, 26/10/2023 15:35 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo (Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi meluncurkan paket kebijakan APBN untuk menjaga stabilitas dan momentum pemulihan ekonomi. Kebijakan tersebut dilakukan dalam rangka merespon gejolak ekonomi global, perlambatan ekonomi Tiongkok, dan kemarau panjang akibat El Nino.

"Saya ingin menyampaikan beberapa langkah kebijakan APBN untuk menjaga stabilitas dan menjaga momentum pemulihan ekonomi di tengah deraan dan tekanan yang sekarang ini terjadi dari ekonomi global. Juga ada faktor El Nino yang kita lihat memukul terutama masyarakat kita yang berpendapatan rendah," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN KiTa pada Rabu (25/10/2023) di Jakarta.

Ia menuturkan, terjadinya El Nino mengakibatkan lonjakan harga komoditas seperti beras yang memicu tekanan inflasi tinggi. Selain itu, tingginya suku bunga di negara maju dan melemahnya outlook perekonomian global menimbulkan dampak yang sangat terasa di dalam perekonomian dan masyarakat.


"Maka APBN perlu untuk memberikan perlindungan dengan penebalan bansos. Ini supaya terutama masyarakat rendah yang berpendapatan rendah kita juga ingin memperkuat kegiatan ekonomi terutama di level grass root dengan UMKM. UMKM kita juga kita ingin terus dorong, terutama untuk penyaluran KUR dan juga kita ingin makin meningkatkan terutama sektor properti perumahan," papar Sri Mulyani.

Berikut ini, daftar paket kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah:

1. BLT El Nino

Sri Mulyani menegaskan anggaran sebesar Rp7,52 triliun untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) El Nino bagi 18,8 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). BLT El Nino yang dikucurkan untuk membantu keluarga tidak mampu di tengah kemarau panjang ini akan dibagikan pada November hingga Desember 2023.

Sri Mulyani mengungkapkan bantuan ini akan diberikan sebesar Rp200 ribu per bulan per KPM. Dia memastikan penerimaan BLT akan tepat sasaran karena seluruh data telah terdaftar di Kementerian Sosial (Kemensos). Menurutnya, data 18,8 juta KPM sudah tersedia datanya.

"Mereka (KPM) akan mendapatkan Rp200 ribu per bulan untuk November dan Desember. Kita berikan Rp200 ribu untuk menambah daya beli mereka," ujar

2. Tambahan bantuan beras

Tambahan bantuan beras akan diberikan kepada 21,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM) sebesar 10 kg selama bulan Desember dengan total kebutuhan anggaran Rp2,67 triliun. Adapun, menurut Sri Mulyani, penyelenggaranya adalah Bapanas.

3. Bantuan Biaya Administrasi untuk MBR

Untuk rumah MBR, katanya, ditambahkan lagi bantuan administrasi selama 14 bulan.

"Ini berarti kita perkirakan untuk MBR ini Rp0,3 triliun tahun ini dan Rp0,9 triliun tahun depan. Untuk rumah komersial tadi, pajak DTP-nya itu Rp0,3 triliun periode November-Desember 2023, dan tahun depan Rp1,7 triliun," ujar Sri Mulyani.

- periode November-Desember 2023: sebesar Rp 4 juta per rumah
- periode Januari-Desember 2024: sebesar Rp 4 juta per rumah

"Kita juga memutuskan menaikkan treshold harga rumah yang bisa dibeli oleh MBR, yang disebut bersubsidi. Yaitu menjadi Rp350 juta baik rumah tapak maupun rumah susun. Dalam hal ini, semua rumah di bawah Rp350 juta itu mendapatkan fasilitas biaya administrasi dan juga PPN di-DTP-kan," katanya.

4. PPN DTP

PPN ditanggung pemerintah (DTP) ini diberikan untuk pembelian rumah baru komersial, dukungan untuk rumah masyarakat berpendapatan rendah (MBR), serta dukungan rumah masyarakat miskin.

Sri Mulyani menjelaskan, untuk dukungan rumah komersial berupa PPN DTP pembelian rumah baru seharga di bawah Rp2 miliar selama 14 bulan.

"PPN akan ditanggung pemerintah untuk penjualan rumah baru karena ini untuk menghabiskan stok yang ada, yang harganya di bawah Rp 2 miliar. Untuk periode November tahun ini sampai dengan Juni 2024, jadi ada 8 bulan, PPN yang ditanggung pemerintah adalah 100%. Artinya tidak dipungut PPN untuk pembelian rumah baru di bawah Rp 2 miliar," jelasnya.

Sedangkan untuk Juli hingga Desember 2024, PPN yang ditanggung pemerintah adalah 50 persennya. Kebijakan PPN DTP tersebut, tegasnya, untuk pembelian rumah komersial oleh siapa saja asalkan harga rumah yang dibeli adalah di bawah Rp 2 miliar.

"Kita harapkan dengan demikian sektor properti dan perumahan akan meningkat kegairahan dari sisi pembeli maupun pengembang. Karena rumah di bawah Rp 2 miliar diharapkan kalau permintaan naik sektor properti akan meresponsnya," ujarnya.

5. Rumah Sejahtera Terpadu (RST)

Selain itu, lanjutnya, untuk masyarakat miskin, sebagaimana program membangun rumah oleh Kementerian Sosial (Kemensos), termasuk renovasi hingga bedah rumah, Rp 20 juta per rumah. Program ini masuk ke dalam Rumah Sejahtera Terpadu (RST).

"Target untuk November-Desember 2023 kita tambahkan lagi. Kalau bisa menyelesaikan tambahan 1.800 rumah untuk keluarga miskin yang rumahnya diperbaiki dengan anggaran Rp20 juta. Kami menyediakan Rp36,2 miliar," katanya.

6. Percepatan Penyaluran KUR UMKM

Pemerintah juga akan mengoptimalkan peran UMKM melalui percepatan realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Akselerasi KUR ini merupakan upaya pemerintah untuk melancarkan penyalurannya, meningkat implementasinya yang tersendat sepanjang Semester I.

"Kita mendorong KUR ini ya tahun ini untuk bisa ditingkatkan mencapai Rp 297 triliun targetnya. Kita melihat pelaksanaan KUR agak tersendat pada semester satu, maka kita minta agar program ini diakselerasi sehingga bisa tercapai target 297," ucap Menkeu.

Dengan kebijakan ini, Sri Mulyani meyakini ekonomi Indonesia bisa bertahan dari guncangan global. Selain itu, dia berharap dengan paket kebijakan ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dijaga sebesar 5,06% pada kuartal keempat 2023.


(haa/haa)
Saksikan video di bawah ini:

Video: KUR Dialihkan Ke Perumahan, Danantara Siap Gelontorkan Rp130 T