Diungkap Bahlil: Asing Mau Ganggu Hilirisasi & Susupi Capres
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan masih adanya pihak-pihak asing yang tak senang Indonesia mampu melaksanakan program hilirisasi. Bahkan ia mengklaim sudah menyusupi capres tertentu.
Bahlil pun mengungkapkan, setidaknya ada tiga pihak yang tak senang terhadap program hilirisasi Indonesia, pertama ialah negara-negara yang menjadi pengimpor utama komoditas mentah Indonesia, eksportir komoditas mentah sumber daya alam di Indonesia, serta institusi global yang masih tak senang Indonesia menjadi negara maju.
Ia pun menyebut secara gamblang institusi global itu, yakni Dana Moneter Internasional atau IMF. Ia mengklaim, meski sudah minta maaf telah menyarankan supaya hilirisasi tidak diperluas, namun masih ada indikasi dari IMF supaya program hilirisasi ini tidak dilanjutkan ke depannya dan mereka pun menyusup ke calon penguasa tertentu.
"Dan yang seperti itu dia akan masuk kepada calon penguasa, atau kepada partai politik. Hanya dua itu saja instrumennya. Dan kita tidak mau yang memimpin negara kita nanti seperti itu," ucap Bahlil saat konferensi pers di kantornya, Jakart, Jumat (20/10/2023).
Oleh sebab itu, Bahlil meminta kepada tiga calon presiden yang akan berlaga di Pilpres 2024, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto terus melanjutkan program hilirisasi yang dimulai sejak masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui Undang-undang Minerba dan dilanjutkan Presiden Joko Widodo saat ini.
"Nah saya harapkan, calon presiden ke depan atau tiga capres ini bisa melanjutkan ini. Karena saya juga punya keyakinan ada pihak lain yang tidak pengen barang ini dilanjutkan," kata Bahlil.
"Nah kalau ada pihak lain yang tidak ingin ini dilanjutkan ini sama dengan kita kembali ke zaman penjajahan karena dulu zaman belanda itu kenapa kita dikendalikan oleh VOC karena hanya mengambil bahan baku, mengambil bahan baku kemudian ekspor," tegasnya.
Investor pun menurut Bahlil telah komitmen mendorong program hilirisasi saat ini, tercermin dari realisasi investasi di sektor hilirisasi periode Januari-September 2023 sebesar Rp 266 triliun. Setara dengan 25,3% dari realisasi investasi hingga akhir kuartal III-2023 sebesar Rp 1.053,1 triliun.
Aliran dana yang masuk untuk mendorong hilirisasi itu terdiri dari dana yang masuk ke sektor mineral dalam bentuk smelter nikel, bauksit, tembaga sebesar Rp 151,7 triliun, hingga sektor pertanian melalui CPO/Oleochemical Rp 39,5 triliun.
Lalu masuk ke sektor kehutanan melalui pulp and paper Rp 34,8 triliun, minyak dan gas bumi melalui petrochemical Rp 31,6 triliun, serta ekosistem kendaraan listrik melalui baterai kendaraan listrik sebesar Rp 8,4 triliun.
"Nah sekarang, ada orang yang masuk di calon salah satu presiden mungkin membuat program agar tidak melanjutkan hilirisasi. Nah ini bahaya ini. Nah itu tidak boleh negara kita dikendalikan oleh orang-orang yang kayak begini. Makanya, Presiden itu harus berani, harus punya keteguhan hati dan tahu teknis," tutur Bahlil.
(mij/mij)