Plt Mentan Buka Suara Soal Rencana Impor Beras 2 Juta Ton
Jakarta, CNBC Indonesia - Plt Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait kabar rencana impor beras tahun 2024 sebesar 2 juta ton. Di mana, untuk tahun 2023 ini, pemerintah telah menugaskan Perum Bulog mengimpor sebanyak 2 juta ton beras untuk mengisi cadangan beras pemerintah (CBP). Yang kemudian diputuskan ditambah lagi sebanyak 1,5 juta ton, sehingga total tahun ini impor beras yang direncanakan mencapai 3,5 juta ton.
Arief mengaku akan terlebih dahulu menyelesaikan penugasan impor tambahan sebesar 1,5 juta ton hingga akhir tahun 2023 ini. Yang rencananya akan mendorong realisasi impor 600 ribu ton dari penugasan impor tambahan 1,5 juta ton.
"Yang 600 ribu ton dulu dikerjain, kemudian masih ada sisa 900 ribu ton, kan totalnya 1,5 juta ton. Nanti kalau sudah.. Wah (tapi) masih jauh banget, yang dekat ini yang 600 ribu ton dulu didorong," kata Arief saat ditemui di kantor Ombudsman RI Jakarta, Selasa (17/10/2023).
Arief menegaskan, importasi baru dilakukan ketika kalkulasi yang dihitung pemerintah ternyata kurang, sehingga perlu dilakukan pengadaan dari luar negeri.
"Kesenangannya kok mengimpor. Impor itu dilakukan kalau kalkulasi kita kurang, gitu saja sudah. Orang yang 1,5 juta ton saja belum habis, yang 1,5 juta ini saja dulu, yang 600 ribu belum datang, ya kan?," sebutnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) mengatakan, pemerintah saat ini tengah mempertimbangkan untuk menambah impor beras di tahun 2024 mendatang sebanyak 2 juta ton.
Namun, tambahan impor tersebut baru bisa terlaksana jika impor memang benar-benar dibutuhkan, ketika stok terbatas, seperti gangguan cuaca hingga El Nino yang mengancam panen dalam negeri.
"Itu kuota kemungkinan, kita melihat hasil panen itu Maret April ada panen. Oke Nanti biar Plt. Menteri Pertanian yang jelasin. Kalau itu nanti Kementan produksinya bagus ya nggak usah kita impor ngapain capek-capek, kita impor kalau produksinya nggak ada," cetusnya kepada wartawan saat meninjau bongkar muatan kapal impor beras asal Vietnam di pelabuhan Tanjung Priok, Kamis (12/10/23).
"Kalau impor itu risikonya gede kita pinjam uang dengan bunga komersil, kalau nggak dipakai akan rusak beras ini. Ada masa pakainya. Jadi walau kita dapat kuota seadanya 2 juta bisa saja lebih," ungkap Buwas.
"Kalau El Nino sampai tahun depan seperti hari ini, berarti kita harus menyiapkan seperti hari ini. Kita juga nggak berpihak impor, kita tetap negara agraris. Tetapi cuaca alam tidak bisa kita lawan. Masa kita nunggu gimana cuaca baik. Nggak bisa juga,"kata Buwas.
(dce)