Ternyata Ini Alasan Pemerintah Batasi Beli Beras Jenis Ini

Martyasari Rizky, CNBC Indonesia
04 October 2023 14:30
Kepala Bapanas Arief Prasetyo memberikan pemaparan terkait stok beras, Rabu (4/10/2023). (Dok. Humas Bapanas)
Foto: Kepala Bapanas Arief Prasetyo memberikan keterangan usai meninjau PIBC bersama Menteri BUMN Erick Thohir dan Dirut Bulog Budi Waseo, Rabu (4/10/2023). (Dok. Humas Bapanas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah membatasi pembelian beras berlabel beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dijual di ritel modern.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan alasan di balik kebijakan terbaru pemerintah itu.

"Kalau untuk yang komersial, beras khusus itu terserah kepada ritelnya masing masing, tapi khusus yang Bulog nih dari SPHP ini memang kita kasih 2 pack (kemasan 5 kg) per customer," kata Arief saat ditemui di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta Timur, Rabu (4/10/2023).

Dengan begitu, kata dia, beras yang berasal dari cadangan beras pemerintah (CBP) itu dapat dinikmati seluruh masyarakat yang membutuhkan. Dan tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Apalagi, imbuh dia, harga beras SPHP ditetapkan pemerintah sebesar Rp 10.900 per kg. Dan, menurutnya, setiap rumah logikanya cukup dengan 2 pack beras SPHP.

"Jangan sampai beras yang harganya Rp10.900 (per kg) ini lari kepada orang-orang yang tidak bertanggung jawab," jelas Arief.

"Kalau rumah tangga itu cukup ya beli 2 pack (5 kg) 10 kg, itu cukup banget itu," tukasnya.

Arief pun membantah pembatasan pembelian beras SPHP ini karena stok yang menipis.

"Stok aman kok," ujarnya.

Sebelumnya, pada hari Selasa (3/10/2023), Arief lewat keterangan resmi mengumumkan pembatasan pembelian beras SPHP di ritel modern.

"Untuk jenis beras yang dibatasi 2 pack di pasar ritel, hanya berlaku untuk beras SPHP yang dari Bulog. Kalau untuk beras komersial, itu tergantung dari kebijakan ritel masing-masing," jelasnya.


(dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Badan Pangan Minta Intervensi Beras Dilanjutkan, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular