AIIB Dukung Proyek Transisi Energi RI Senilai Rp13,3 T

Arrijal Rachman, CNBC Indonesia
27 September 2023 08:20
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) telah meneken Letter of Intent (LoI) di Mesir, pada Rabu (26/9/2023).
Foto: Biro KLI Kemenkeu

Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) telah meneken Letter of Intent (LoI), pada Selasa (26/9/2023). LoI ini dalam rangka mendukung proyek transisi energi di Sumatera. 

Penandatanganan LoI tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT PLN Darmawan Prasodjo dan Direktur Utama PT SMI Edwin Syahruzad dengan perwakilan AIIB, pada saat rangkaian acara Annual Meeting ke-8 AIIB di Sharm El Seikh, Mesir.

LoI antara AIIB dengan PT PLN dan PT SMI akan membantu Indonesia mencapai tujuan Enhanced NDC dengan menyediakan kerangka kerja untuk kerja sama di sejumlah bidang.

Pertama, menyediakan dukungan keuangan untuk proses transisi energi Indonesia, termasuk pengembangan jaringan transmisi dan distribusi untuk energi terbarukan; mendukung proyek energi terbarukan dan bahan bakar transisi; serta mempromosikan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya.

Kedua, mengoperasikan platform negara Energy Transition Mechanism (ETM) Indonesia yang telah dihasilkan dalam masa Presidensi G20 Indonesia 2022, melalui penyediaan pembiayaan jangka panjang yang melengkapi dan terhubung dengan upaya nasional dan multilateral lainnya yang sudah ada, seperti Just Energy Transition Partnership/Platform Transisi Energi yang Adil (JETP) Indonesia.

Ketiga, menjajaki kolaborasi terkait dengan transisi energi di Indonesia yang mencakup penyiapan proyek, berbagi pengetahuan, pengembangan kapasitas, dan bantuan teknis. Terakhir, membentuk mekanisme penghubung untuk pelaksanaan kerja sama operasional.

Adapun, dengan penandatanganan LoI tersebut, maka AIIB berkomitmen untuk menyediakan pembiayaan, bantuan teknis, dan dukungan pengembangan kapasitas yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat transisi energi Indonesia, termasuk pembiayaan untuk sistem transmisi di Sumatra, dengan perkiraan biaya US$ 870 triliun atau Rp 13,39 triliun (kurs Rp 14.400), dengan rincian US$657 juta untuk tahun 2024-2026 dan tambahan US$ 213 juta pada tahun 2023.

Salah satu unsur penting dalam implementasi LoI tersebut adalah urgensi realisasi pembiayaan dan dimulainya proyek di lapangan oleh semua pihak yang terlibat dalam waktu dekat.

Hal ini diharapkan akan mampu membantu Indonesia mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi baru, serta meningkatkan lingkungan bagi masyarakat dan berkontribusi pada agenda global perubahan iklim.

Turut menyaksikan penandatangan LoI tersebut, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Dalam sambutannya, Sri Mulyani mengatakan bahwa untuk mencapai komitmen Enhanced NDC pada tahun 2030 dan net-zero emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat, maka Indonesia perlu mempercepat proses transisi dari energi kotor ke energi baru dan terbarukan.

Dia juga berkeyakinan bahwa LoI tersebut akan meningkatkan kerja sama Indonesia dengan AIIB, dengan total dana pembiayaan pembangunan yang telah disetujui sebelumnya sebesar US$ 3,1 miliar dan proyek-proyek yang sudah dalam tahap persiapan dengan nilai total US$ 4,3 miliar.

Sri Mulyani juga berharap bahwa LoI ini akan memainkan peran penting dalam membantu Indonesia mencapai tujuan transisi energi.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Transisi Energi, Kantor Sri Mulyani Siap Gelontorkan Insentif

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular