
RI Siaga, BPS Warning Produksi Beras di 5 Provinsi Ini Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) memperingatkan potensi terjadinya defisit beras di dalam negeri. Selain itu, BPS memprediksi akan terjadi penurunan panen padi pada bulan September-November 2023. Terutama di wilayah-wilayah produsen utama produsen beras di Indonesia.
Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti menyebutkan, ada potensi luas panen padi nasional di bulan November-Desember 2023 melanjutkan penurunan. Dia menambahkan, Indonesia harus mewaspadai potensi peningkatan defisit beras sampai bulan November 2023.
Hal itu disampaikan saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2023, Senin (25/9/2023), yang ditayangkan akun Youtube Kemendagri RI.
"Luas panen padi nasional di bulan November dan Desember terlihat akan terus menurun. Produksi padi nasional dalam juta ton gabah kering giling (GKG) juga kelihatannya nanti di bulan November dan Desember adalah dalam tren menurun," kata Amalia.
"Oleh sebab itu ada perkiraan defisit beras tahun 2023 dan memang ini seperti siklus tahunan. Di akhir tahun, Oktober, November, Desember kita selalu mengalami defisit produksi beras. Sementara kebutuhan konsumsi beras rata-rata per bulan di Indonesia 2,55 juta ton per bulan," tambahnya.
Produksi di 5 Provinsi Tertinggi
Sementara itu, Amalia memaparkan, ada 5 provinsi dengan potensi panen padi tertinggi di bulan September-November 2023, dengan market share sekitar 60%.
Hanya saja, imbuhnya, produksi padi di 5 provinsi ini diprediksi akan menurun. Menyusul penurunan luas panen di wilayah-wilayah tersebut.
Tercatat, hanya Jawa Timur, Lampung, dan Sulawesi Selatan yang mengalami kenaikan luas panen. Masing-masing di bulan September, Oktober, dan November 2023. Di bulan November 2023, Sumatra Utara masuk dalam 5 provinsi dengan panen padi terbesar, menggeser Lampung.
Mengacu data paparan saat rapat inflasi tersebut, pada bulan September 2023, curah hujan di 5 provinsi panen padi tertinggi RI diprediksi dalam kategori rendah dengan level berbeda. Paling rendah di Jawa Timur, Lampung, dan Jawa Tengah.
Di bulan Oktober 2023, curah hujan di kelima provinsi masih dilaporkan rendah, namun levelnya membaik dibandingkan bulan September 2023.
Dan di bulan November 2023, hanya Sulawesi Selatan dan Jawa Timur yang diprediksi mengalami curah hujan rendah, sedangkan 3 daerah lain dalam kategori curah hujan menengah.
Curah hujan pada bulan September-November 2022 lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun 2022.
![]() Paparan BPS dalam Rapat Koordinasi Inflasi Tahun 2023, Senin (25/9/2023). (Tangkapan Layar Youtube Kemendagri) |
Berikut perkembangan luas panen (ha) dibandingkan bulan sama tahun 2022:
September 2023:
Sulawesi Selatan 174,67 ribu ha ke 136,72 ribu ha
Jawa Barat 137,01 ribu ha ke 122,04 ribu ha
Jawa Timur 78,33 ribu ha ke 82,82 ribu ha
Lampung 76,07 ribu ha ke 72,69 ribu ha
Jawa Tengah 68,92 ribu ha ke 56,94 ribu ha
Oktober 2023:
Jawa Barat 123,57 ribu ha ke 118,86 ribu ha
Sulawesi Selatan 105,47 ribu ha ke 95,08 ribu ha
Jawa Tengah 84,26 ribu ha ke 70,40 ribu ha
Lampung 63,65 ribu ha ke 67,46 ribu ha
Jawa Timur 82,19 ribu ha ke 65,68 ribu ha
November 2023:
Jawa Barat 103,29 ribu ha ke 92,63 ribu ha
Sulawesi Selatan 68,09 ribu ha ke 75,58 ribu ha
Jawa Timur 93,29 ribu ha ke 71,97 ribu ha
Jawa Tengah 71,75 ribu ha ke 55,22 ribu ha
Sumatra Utara 28,83 ribu ha ke 24,88 ribu ha.
"Ini data kami ambil dari KSA (kerangka survei area). Di mana kami tiap bulan melakukan amatan perkembangan padi," ujar Amalia.
(dce/dce)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Beras Naik di 87 Kota, Cuma 3 Kota Ini yang Selamat!