
Garap Bioenergi, Pertamina Bisa Tiru India

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menanggapi usulan PT Pertamina (Persero) dalam proyek bioenergi atau mengubah RON 90 atau BBM Pertalite menjadi RON 92 atau Pertamax Green 92 melalui campuran etanol 7% (E7).
Atas hal itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyebutkan bahwa Pertamina bisa mengikuti jejak India yang sudah lebih dulu menggarap bioenergi tersebut, sumber energi bahan bakar berbasis tumbuhan.
"Dia (India) duluan banget, jadi kita belajar (bioenergi) dari India. Bagus ini, cara ini Pertamina akan belajar dari yang sudah melakukan ke depan," jelas Tutuka di sela acara Indonesia Sustainability Forum (ISF), di Park Hyatt, Jakarta, dikutip Jumat (8/9/2023).
Adapun Tutuka menyebutkan bahwa India lebih maju dalam percontohan penggunaan bioenergi di lapangan. Pertamina sebelumnya menyebutkan bahwa pemanfaatan bioenergi ini bisa mengurangi besaran impor BBM.
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan bahwa ada program yang dinamakan 'Program Langit Biru' yang mana saat ini pihaknya sudah menuju tahap dua dengan mencampurkan bensin oktan rendah, khususnya Pertalite (RON 90), dengan bioetanol dengan kadar 7% yang nantinya bisa menghasilkan BBM setara dengan kadar RON 92.
"Kita lanjutkan Program Langit Biru tahap 2 dari RON 90 ke 92. Aturan KLHK (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) minimal oktan yang boleh dijual itu 91, aspek lingkungan, menurunkan emisi karbon, bioetanol bioenergi terpenuhi, dan menurunkan impor. Kami akan keluarkan Pertamax Green 92 Pertalite dicampur Etanol 7% jadi 92," ungkap Nicke dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR RI di Jakarta, dikutip Kamis (31/8/2023).
Dia mengatakan, pemanfaatan bioetanol sebagai bioenergi untuk pencampuran ke dalam BBM akan didorong dengan alokasi 700 ribu hektar lahan yang digunakan untuk gula dan akan menambah sebanyak 1,2 juta kilo liter (kl) untuk campuran BBM.
"Ini kita yakini dapat berikan manfaat. Gradually 2025 kita harap kita push demand investasi bioenergy meningkat. Apalagi Perpres baru alokasi 700 ribu hektar untuk gula maupun etanol kita harap ada tambahan 1,2 juta kl untuk campuran gasoline," tambahnya.
(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Alasan Pertamina Komit Kembangkan Bahan Bakar Bioenergi
