
Tekan Impor BBM, Pertamina Didorong Gencarkan Bioenergi

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mendorong perusahaan minyak dan gas bumi pelat merah yakni PT Pertamina (Persero) untuk menggencarkan transformasi energi menjadi energi yang lebih bersih melalui bioenergi.
Hal ini seiring dengan upaya untuk menekan besaran impor bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, yang terhitung masih tinggi.
Wakil Menteri BUMN I, Kartika Wirjoatmodjo (Tiko) mengatakan bahwa saat ini Indonesia sedang beralih pada green energy atau energi bersih dengan memanfaatkan bio fuel dan bio diesel. Dengan begitu, pihaknya mendorong Pertamina untuk menggencarkan transformasi tersebut.
"Pertamina juga melakukan transformasi contohnya bio fuel, contohnya menggunakan bio diesel, menggunakan etanol supaya juga menggunakan sumber daya nabati kita CPO (crude palm oil), tebu, untuk menjadi bahan baku untuk bahan bakar," jelas Kartika kepada CNBC Indonesia dalam program BUMN Performance Report 2023, dikutip Senin (4/9/2023).
Sekarang Indonesia sudah mengimplementasikan pencampuran antara B35 yakni bahan bakar nabati (BBN) sebesar 35% dari minyak kelapa sawit ke dalam bahan bakar minyak (BBM) solar sebesar 65% yang menghasilkan produk bio diesel.
"Kan sudah ada B35 untuk kombinasi antara gasoline dengan CPO yang diolah untuk menjadi bio diesel," tambahnya.
Adapun, Tiko mengatakan hal tersebut dilakukan agar menjaga ketahanan energi di dalam negeri untuk meningkatkan cadangan minyak.
Tiko mengatakan saat ini Indonesia memiliki cadangan migas hingga 7 tahun kedepan. Dengan begitu, pihaknya terus mendorong eksplorasi dan mendapatkan pasokan dari luar negeri untuk meningkatkan cadangan migas dalam negeri.
"Kita punya reserve life 7 tahun untuk 2 hal pertama untuk melakukan eksplorasi-eksplorasi baru di Indonesia dan melakukan MNA untuk membeli sumber-sumber minyak yang produktif di luar negeri untuk meningkatkan cadangan kita kedepan," bebernya.
Selain itu, Tiko mengatakan bahwa pihaknya akan mendorong PT Pertamina (Persero) agar lebih melakukan eksplorasi di sisi hulu migas. Hal itu dilakukan agar bisa meningkatkan sumber migas untuk ketahanan energi dalam negeri.
"Ketahanan di Pertamina kita coba untuk dorong lagi eksplorasi di hulu dan juga meningkatkan resources kita," ungkap Tiko.
Perihal impor BBM di Indonesia, impor BBM sejak 2019-2022 tercatat semakin meningkat.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tertuang dalam 'Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022', impor produk kilang seperti BBM pada 2022 tercatat mencapai 27,86 juta kilo liter (kl), naik 12,6% dari impor pada 2019 yang tercatat 24,73 juta kl.
Impor tersebut terdiri dari berbagai jenis BBM seperti RON 90, RON 92, RON 95, avtur, avgas, solar (gasoil), naphta, HOMC, dan MDF.
Adapun impor terbesar terpantau pada BBM jenis RON 90, dibandingkan dengan jumlah impor pada jenis BBM lainnya.
Impor BBM RON 90 pada 2022 tercatat mencapai 15,11 juta kl, melonjak 86% dari impor pada 2021 yang sebesar 8,14 juta kl. Bila dibandingkan 2019 yang tercatat sebesar 11,08 juta kl, artinya impor BBM RON 90 melonjak 36%.
Produk BBM dengan jumlah impor terbesar kedua yaitu solar (gasoil) yakni sebesar 5,27 juta kl pada 2022, naik 65% dari 2021 yang sebesar 3,19 juta kl. Pada 2019, impor gasoil tercatat "hanya" 3,87 juta kl.
Berikut data impor produk minyak RI sejak 2019-2022, mengutip data Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022:
2019: 24,73 juta kl.
2020: 19,93 juta kl.
2021: 22,09 juta kl.
2022: 27,86 juta kl.
(pgr/pgr)
Next Article Menilik Performa Kinclong BUMN demi Kemajuan & Kemandirian RI