RI Perpanjang Larangan Impor Sapi Australia, Ini Sebabnya

Damiana, CNBC Indonesia
Kamis, 07/09/2023 14:58 WIB
Foto: Sapi terjangkit LSD. (Dok. Humas Badan Karantina Pertanian)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memutuskan memperpanjang penutupan sementara impor sapi bakalan dari Australia. Menyusul belum adanya kepastian soal sumber temuan sapi yang diduga terinfeksi virus Lumpy Skin Disease (LSD).

"Karena belum ada kepastian, belum tuntas, saya putuskan menunda sementara impor sapi bakalan dari 7 peternakan dari total 60 peternakan di Australia yang memasok sapi bakalan ke Indonesia. Sementara ini 4 peternakan (dilarang total), sedangkan 3 lainnya dalam pengawasan ketat," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Kementerian Pertanian (Kementan) Bambang kepada CNBC Indonesia, Kamis (7/9/2023).

"Yang tadinya sampai 12 September, kita perpanjang, Tapi sampai waktu yang belum ditentukan. Sampai ada kepastian apakah terinfeksi di peternakan di sana, atau di kapal, atau di perjalanan," ujarnya.


Bambang menjelaskan, dari hasil penyelidikan yang telah dilakukan, pihak Australia menyatakan telah memberlakukan sistem keamanan atau biosecurity yang ketat.

"Mereka tidak mengakui bahwa infeksi itu berasal dari peternakan di sana. Dan kita butuh kepastian, infeksi ini berasal dari mana," katanya.

"Jadi, sampai tadi saya tinggal pertemuan dengan pihak Australia, belum tuntas. Tapi, kita sepakat untuk melakukan joint inspection. Tapi waktunya belum ditetapkan," ungkap Bambang.

Bambang menjelaskan, tidak adanya titik temu penyelidikan infeksi LSD itu juga terkait sampel yang digunakan.

Barantan, kata dia, menggunakan sampel yang diambil dari kapal yang membawa sapi dari Australia ke Indonesia. Sedangkan, pihak Australia menggunakan sampel yang lebih luas.

"Karena itu, sampai tuntas penyelidikan dan sampai ada kepastian, mau itu yang terinfeksi 1 ekor sapi, tapi harus tahu dari mana asal infeksinya, kita tunda sementara impor," kata Bambang.

Seperti diketahui, Indonesia menutup sementara impor sapi bakalan dari Australia sejak Agustus 2023. Pasalnya, ada temuan sapi dari 4 lokasi peternakan di Australia terinfeksi virus Lumpy Skin Disease (LSD). Hal itu terungkap saat dilakukan pemeriksaan di kapal alias sebelum bongkar muatan jelang masuk pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta.

Pihak Australia tengah meminta waktu 60 hari, terhitung sejak 12 Juli 2023 untuk melakukan penyelidikan dan pengujian. Untuk memastikan asal usul terinfeksinya sapi-sapi impor yang akan masuk Indonesia itu.

Saat itu, ada 4 peternakan yang diselidiki. Namun kini bertambah menjadi 7 peternakan.

"Dari 60 peternakan di sana, yang diselidiki itu 7 peternakan. 4 dari 7 peternakan ini memasok 73% sapi bakalan ke Indonesia," kata Bambang.

"Tapi, tidak akan ada kelangkaan lah di dalam negeri. Kan impor daging sapi dari Australia masih bisa, juga ada alternatif lain impor daging kerbau India," pungkasnya.


(dce/dce)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurnalis Australia Kena Peluru Karet Saat Siaran